Cleveland, CNN Indonesia -- Kisah kepulangan LeBron James ke Cleveland Cavaliers memang belum menemui akhir bahagia setelah ia gagal membawa Cavs memenangi final NBA.
Pada Selasa (16/6) malam di Cleveland waktu setempat, Cavs menerima kekalahan keempatnya sehingga mereka harus merelakan cincin juara jatuh ke tangan Stephen Curry dan kawan-kawan.
Namun, partai final sendiri membuktikan bagaimana James yang berjuang 'seorang diri' tampil fenomenal dan mencatatkan angka fantastis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari enam gim, James mencatatkan rataan 35,8 angka per pertandingan 13,3
rebound per pertandingan dan 8,8
asisst per pertandingan, paling tinggi di antara pemain lainnya. James juga menjadi pemain pertama dalam sejarah yang memimpin raihan angka,
rebound, dan
assist dalam putaran final.
Sejak pertandingan pertama, James sudah menunjukkan bahwa ia datang ke final tanpa berkecil hati, meski ia tak ditopang oleh Kevin Love dan ia harus menghadapi Golden State Warriors yang memiliki skuat terlengkap di NBA.
Di gim pertama, James tampil fantastis dan mencatatkan 44 angka, menyamai rekor Michael Jordan (1993) dan Shaquilee O'Neal yaitu angka tertinggi di pertandingan yang berakhir dengan kekalahan di putaran final. Sementara itu, di gim kedua ia telah mencatatkan
triple-double pertamanya, dengan 39 angka, 16 rebound, dan 11 assist.
Kesukaran yang dihadapi James pun makin komplet setelah Kyrie Irving harus menjalani operasi lutut pasca gim kedua sehingga ia benar-benar harus berjuang sendirian sebagai pencetak angka.
Namun, kesukaran tersebut justru dibayar James dengan sebuah rekor fantastis lainnya di gim kelima, yaitu mengumpulkan
triple-doble plus 40 poin. James pun menjadi pemain pertama setelah Jerry West yang mampu mencetak rekor tersebut di partai final.
Ketangguhan James juga terlihat dari gap sangat jauh antara dirinya dengan pencetak angka kedua tertinggi di kubu Cavaliers setelah Irving dan Love cedera, yaitu J.R. Smith.
Sepanjang
post-season, James mencetak 29,9 angka per pertandingan sementara Smith hanya mengumpulkan 12,5 angka per laga.
Hal ini berbeda dengan Stephen Curry di Warriors yang mengumpulkan 28,5 angka per pertandingan
post-season dan ditopang oleh Klay Thompson (19,3 angka per pertandingan) dan Draymond Green (13,6 angka per pertandingan).
'Sendirian'-nya James paling kentara terlihat di gim keenam, ketika mereka membutuhkan kemenangan untuk menghadang langkah Warriors. Di kubu lawan, Curry dan Andre Iguodala mampu menjadi pengumpul angka terbanyak dengan 25 poin, sedangkan Green juga mencatatkan
triple-double.
Sementara itu, James lagi-lagi sendirian. Meski menjadi pencetak angka tertinggi dengan 32 poin, energinya terlihat makin habis dan pada akhirnya tak sanggup lagi untuk mengejar ketertinggalan sejak kuarter pertama.
Pada akhirnya Cavs kalah dan James tidak bisa seorang diri memenangi empat dari tujuh pertandingan. Namun, angka-angka tersebut setidaknya bisa menghibur hati James bahwa statusnya sebagai salah satu pebasket terbaik di satu dekade terakhir tak terbantahkan lagi.
(vws)