Negara Nyaris Bangkrut, Apa Kabar Sepak Bola Yunani?

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jul 2015 16:35 WIB
Liga Yunani bersiap menghadapi eksodus para pemain asing setelah krisis keuangan di negara tersebut tak kunjung pulih dan Yunani terancam keluar dari Eurozone.
Pada Minggu (5/7), penduduk Yunani akan menentukan nasibnya sendiri atas krisis keuangan yang sedang melanda dengan cara melakukan referendum. (REUTERS/Yiannis Liakos)
Jakarta, CNN Indonesia -- Liga Yunani bersiap ditinggal para pemain asing jika saja negara tersebut memutuskan untuk keluar dari Eurozone.

Pasalnya, jika Yunani meninggalkan mata uang euro dan kembali menggunakan drachma, maka kontrak para pemain asing dinilai tidak akan berharga lagi.

Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, telah memerintahkan penyelenggaraan referendum agar warga Yunani memilih solusi yang mereka inginkan terhadap krisis keuangan -- apakah menuruti syarat-syarat bailout dari kreditor atau memilih keluar dari eurozone.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini pemerintah Yunani juga sedang menerapkan kendali atas modal dengan cara memperketat aliran uang keluar. Penduduk Yunani tidak boleh menarik uang dari ATM lebih dari 60 euro per hari per per rekening dan juga dilarang untuk melakukan transfer uang keluar negeri, kecuali atas persetujuan Kementrian keuangan.

Agen dari pemain-pemain asing di klub Yunani, seperti Olimpiakos dan juga Panathinaikos, sedang mencari solusi jika skenario terburuk bagi pemain asing itu terjadi, yaitu Yunani tak lagi menggunakan euro.

"Kami sedang mencari solusi dan juga merencanakan beberapa skenario," kata agen seorang pemain yang berbicara pada Newsweek namun meminta namanya dirahasiakan. "Kami memiliki pengacara-pengacara terbaik di hukum olahraga, namun kondisi seperti ini tidak mungkin Anda masukkan ke dalam kontrak."

"Tidak mungkin karena hal ini tidak mungkin terjadi."

"Sejujurnya, di masa depan saya akan berusaha melarang pemain pindah ke Liga Yunani, untuk menghindari masalah lebih lanjut," katanya lagi.

Sementara itu, beberapa pemain seperti gelandang Panathinaikos, Abdul Ajagun, dan bomber Olimpiakos, Michael Olatain, menyatakan bahwa para pemain sedang berusaha menegosiasikan ulang kontrak mereka agar tetap dibayar menggunakan euro.

Menurut Paschalis Tountouris, penemu dari Pro Sport Europe dan juga agen dari Ajagun, para pemain dengan bakat mumpuni tak perlu khawatir karena mereka bisa saja pindah ke liga lain di Eropa. Namun, ia mencemaskan nasib para pemain asing yang 'tertinggal' di Liga Yunani.

"Mari berasumsi bahwa mata uang berganti. Maka akan timbul masalah yaitu klub tidak mungkin mampu membayar kontrak dengan nilai yang sama (jika menggunakan euro). Secara teori, mereka akan kehilangan uang."

Sementara itu, kecemasan juga melanda para pesepak bola asal Yunani yang sedang bermain di luar negaranya. Pasalnya, jika Yunani memutuskan keluar dari Uni Eropa, maka status mereka sebagai pemain akan menjadi pemain non-EU.

Saat ini, pemain non-EU memiliki persyaratan lebih ketat untuk bermain di Liga Inggris, Italia, atau liga-liga Eropa lainnya. Salah satu syaratnya adalah telah menjalani sejumlah pertandingan bersama tim nasional. Bahkan, asosiasi sepak bola Inggris (FA) berniat untuk memperketat aturan tersebut agar pemain binaan Inggris lebih sering mendapatkan tempat di tim utama ketimbang pemain asing.

Sejak terjadinya krisis finansial Yunani pada 2008 silam, para pesepak bola Yunani sendiri telah melakukan migrasi besar-besaran karena ingin mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

Kini, dengan adanya krisis keuangan yang membuat negara mereka di ambang kebangkrutan, gelombang migrasi tersebut bisa saja berbalik arah dan mereka harus kembali ke negaranya.   

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER