Uang di Jantung Skandal Doping Terbesar Atletik

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 10:09 WIB
Seorang pria yang menjadi pelaku utama skandal doping di tahun 2000-an, Victor Conte, menyatakan bahwa motif uang berada di balik skandal terbaru.
Media Inggris The Sunday Times membocorkan data tes darah dari lebih dari 5000 atlet atletik. (Getty Images/Mark Dadswell)
Jakarta, CNN Indonesia -- Victor Conte, laki-laki yang berada di pusat skandal doping terbesar Amerika Serikat, percaya bahwa skandal terbaru yang mengguncang dunia olahraga adalah cara untuk menutupi motif mengeruk keuntungan.

Dunia atletik baru saja dikejutkan dengan sebuah laporan mengenai aksi doping yang telah mengakar luas.

Media Inggris, The Sunday Times, dan media Jerman ARD/WDR berkata bahwa mereka telah mendapatkan data rahasia dari otoritas atletik dunia (IAAF). Data-data tersebut menunjukkan bahwa sepertiga dari atlet lari ketahanan seperti 800 meter atau maraton yang mendapatkan medali emas Olimpiade atau Kejuaraan Dunia, menggunakan doping.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Conte adalah pria yang menjalankan laboratorium bernama BALCO di area luar San Francisco. Pada awal 2000, laboratorium tersebut menjadi pusat skandal doping berskala besar di Amerika Serikat.

Conte mengatakan bahwa laporan The Sunday Times menunjukkan kurangnya perhatian dari badan anti-doping dunia untuk menangkap para pelaku kecurangan -- sebuah aksi yang didorong oleh motif uang.

"Ada potensi konflik kepentingan," kata Conte kepada Reuters pada Senin (3/8). "Uji ini sangat buruk untuk bisnis."

"Banyak, banyak, banyak, hasil uji tes doping yang terbukti positif yang tidak diungkap. Alasannya adalah...karena hal ini sangat buruk untuk bisnis."

Sponsor dan pemegang hak siar semakin khawatir untuk mengaitkan brand dan produk mereka dengan ajang dan organisasi yang tertimpa skandal, seperti otoritas sepak bola dunia FIFA yang saat ini diselidiki karena kasus korupsi dan pencucian uang.

Banyak atlet atletik menerima bonus sesuai dengan kemampuan mereka mendapatkan medali emas.

Usain Bolt, pelari tercepat di dunia, berada di peringkat ke-45 daftar atlet terkaya yang dikeluarkan Forbes. Ia mendapatkan US$ 23,3 juta setahun dengan 95 persen di antaranya didapatkan dari sponsor.

"Saya percaya skandal ini juga terjadi di Amerika Serikat. Saya percaya ini terjadi di Rusia. Saya percaya ini seperti Jerman Timur. Dan apa yang mendorong semua ini? Uang," kata Conte.

"Ini tentang uang, ini tentang korupsi."

Mantan pemain gitar bass yang kemudian beralih karier ke dunia medis, Conte bekerja bersama nama-nama terkenal di dunia olahraga seperti pelari sprint Marion Jones dan pemain bisbol Barry Bonds dan Jason Giambi, dan memberi mereka zat untuk menambah performa.

Kepada Reuters pada 2012 lalu, Conte berkata bahwa kecurangan menjadi aksi yang menyebar luas di dunia atletik. Ia juga percaya bahwa lebih dari separuh pelari yang berlaga di semifinal Olimpiade London menggunakan obat terlarang dalam persiapan mereka.

Robin Parisotto dan ilmuwan lainnya, Michael Ashendon, berkata bahwa lebih dari 800 atlet memiliki setidaknya satu tes doping dengan hasil abnormal. Data tersebut didapatkan dari kebocoran hasil uji darah yang dilakukan pada periode 2001-2012.

Rusia memiliki 415 hasil uji darah yang mencurigakan, dan di peringkat selanjutnya terdapat Ukraina, Moroko, Spanyol, Kenya, Turki, dan negara lainnya.

"Saya percaya bahwa minim ketertarikan untuk menangkap atlet-atlet ini. Mereka tidak mau tahu bahwa hal ini buruk untuk bisnis," kata Conte. "Menurut pendpat saya, ini (Rusia) seperti Jerman Timur di 1970-an. Ini doping yang disokong negara."

"Saya percaya bahwa lebih dari 80 persen atlet, mungkin lebih tinggi lagi, menggunakannya." (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER