Vetriciawizach
Vetriciawizach
Pernah bekerja di Pikiran Rakyat dan menjadi editor di Pandit Football Indonesia. Senang menulis dan menyaksikan Liverpool di layar televisi. Kini menjadi redaktur olahraga CNN Indonesia.

Di Mana Gareth Bale Seharusnya Bermain?

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 12:41 WIB
Gareth Bale menatap musim ketiganya dengan satu pertanyaan besar: mengapa ia tak kunjung mendapatkan keinginannya bermain sebagai playmaker?
Gareth Bale sering ditempatkan sebagai seorang pengatur serangan di bawah Andre Villas-Boas. (Reuters / Matthew Childs)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Kedatangan Rafael Benitez ke Real Madrid disambut oleh sejumlah pertanyaan, terutama mengenai taktik yang akan diterapkan pelatih asal Spanyol tersebut. Sebagai pelatih, Benitez memang terkenal sebagai seorang tactician yang tak berpatokan pada satu filosofi tertentu.

Berbeda dari, misalnya, Arsene Wenger atau Pep Guardiola yang setia pada filosofi menyerang, Benitez terlihat lebih senang menyesuaikan timnya dengan lawan yang akan dihadapi. Benitez juga gemar membuat para pemainnya mencoba beberapa posisi. Ia adalah pelatih yang menjadikan Steven Gerrard sebagai pemain sayap kanan (2006) dan mengubahnya menjadi gelandang serang satu musim kemudian.

Karena itu, satu pertanyaan besar yang muncul seiring dengan kepindahan Benitez ke Madrid adalah, taktik apa yang akan ia gunakan dan siapa yang akan menjadi pengatur serangan El Real selanjutnya?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Los Galacticos berada di Australia, Benitez sempat mengisyaratkan bahwa posisi tersebut akan diemban oleh penyerang termahal sepanjang masa, Gareth Bale. Dalam sesi latihan, ia menempatkan Bale di posisi playmaker dalam formasi 4-2-3-1 yang sering kali digunakan Benitez.

Bale Bersinar Sebagai Nomor 10

Posisi sebagai playmaker  sebenarnya akrab bagi Bale. Meski memulai kariernya sebagai bek kiri, Bale pernah menjadi pengatur serangan di poros tengah ketika ia masih berada di Tottenham Hotspur di bawah asuhan Andre Villas-Boas.

Perubahan posisi ini bermula ketika Spurs menghadapi Liverpool dalam laga pramusim 2013. Villas-Boas yang mengutak-atik formasinya di pertandingan persahabatan di kota Baltimore, Amerika Serikat, itu justru menemukan peran baru bagi Bale. Padahal kala itu Villas-Boas hanya mencarikan solusi bagi Bale yang sering kali mendapatkan hadangan dari dua pemain ketika ia bermain di sayap.  

Di posisi playmaker Bale kemudian bertransformasi. Dari semula berstatus pemain bagus yang memiliki kecepatan menakutkan, ia kemudian menjadi pemain kelas dunia. Bale menunjukkan bahwa ia tidak sekadar cepat, namun memiliki visi untuk menjadi seorang pengatur serangan.

Selain itu, kemampuan Bale untuk menyarangkan gol dari berbagai tempat pun membuat lini pertahanan lawan kelimpungan, terlebih lagi Bale memiliki kekuatan fisik seperti seorang ujung tombak. Bale yang diberi kebebasan untuk bergerak ke area mana pun benar-benar menjadi ancaman menakutkan.

Di posisi barunya di musim 2012/2013, ia pun sukses menyarangkan 30 gol di seluruh kompetisi baik untuk Spurs maupun tim nasional Wales -- satu faktor yang kemudian membuatnya dilirik Real Madrid.

Namun hal ini berubah ketika Bale memutuskan untuk pindah ke Spanyol. Kehadiran Cristiano Ronaldo yang juga fasih memainkan peran sebagai penyerang tengah membuat Bale kembali ke perannya sebagai penyerang kiri. Ancelotti juga lebih senang mengatur serangan dari dalam yaitu melalui Xabi Alonso atau lewat kaki Luka Modric.

Tak ada tempat bagi Bale untuk menjadi pengatur serangan.

Bahkan, di musim kedua Ancelotti, Bale sempat dipindahkan ke sayap kanan dan sering diinstruksikan untuk menahan serangan sayap lawan ketimbang memimpin serangan Madrid. Ancelotti bahkan lebih mempercayai Dani Carvajal untuk maju menyerang ketimbang Bale.

Di posisi inilah Bale mengalami penurunan performa. Ia hanya menyarangkan 19 gol dan 11 assist dalam 49 pertandingan di semua kompetisi. Bale juga sering kali mendapatkan sorotan dan cemooh penonton karena dianggap egois dan tidak bisa bekerja sama dengan Ronaldo.

Hal ini berkebalikan ketika Bale kembali ke tim nasional. Bersama Wales, Bale kembali menempati posisi sebagai pengatur serangan dan ia kembali menunjukkan sinarnya.

Real Madrid hanya memiliki dua penyerang sayap dalam skuat. (REUTERS/Paul Hanna)


Bersaing dengan Isco dan James Rodriguez

Meski Benitez pernah melontarkan ide bahwa Bale bisa kembali menjadi pengatur serangan, bukan berarti pemain berusia 26 tahun itu bisa dengan mudah menduduki posisi tersebut di musim ini.

Kehadiran James Rodriguez dan Isco Alarcon yang memang memiliki peran natural sebagai seorang nomor 10, membuat Bale harus bersaing secara ketat jika menginginkan peran sebagai playmaker. Apalagi Isco juga menunjukkan permainan terbaiknya dalam tur pramusim Real Madrid sebagai seorang pengatur serangan.

Ironisnya lagi, Bale sendiri memang dibutuhkan sebagai seorang pemain sayap.

Pasalnya, saat ini Madrid hanya memiliki dua penyerang sayap murni di dalam skuat, yaitu Bale dan Ronaldo. Jika Ronaldo akan ditempatkan sebagai ujung tombak, mengingat kemampuannya menyarangkan 61 gol musim lalu, maka Bale menjadi satu-satunya harapan Benitez di sektor sayap.

Apalagi permainan sayap dan melebarkan permainan menjadi satu strategi krusial yang harus dimiliki sebuah tim. Ketika mengalami kemandekan menyerang dari tengah, Bale dan kemampuannya mengeksploitasi ruang di sayap kiri, atau mengirimkan umpan silang kepada Ronaldo, bisa menjadi senjata andalan bagi Benitez.

Skenario tersebut membuat Bale tampaknya akan beranjak semakin jauh dari posisi seorang pengatur serangan -- posisi yang diakui sang pemain menjadi posisi favoritnya.

Dengan berbagai faktor tersebut, tawaran dari Manchester United bisa dikatakan menggiurkan untuk Bale. Bukan hanya akan kembali ke liga yang membesarkan namanya, Bale juga memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pengatur serangan.

Musim lalu, ManUnited hanya memiliki Ander Herrera di posisi nomor 10 dan Louis van Gaal terkadang menempatkan Wayne Rooney sebagai playmaker. Dalam daftar belanja musim panas United saat ini pun van Gaal tidak merekrut seorang gelandang serang.

Menggunakan Memphis Depay di sayap kiri, Rooney sebagai ujung tombak dan Gareth Bale sebagai nomor 10 bisa menjadi skenario ideal, bukan hanya bagi pendukung ManUnited namun juga bagi Bale sendiri. (vws)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER