'Bonus Atlet Tunagrahita Jangan Sampai Jadi Musibah'

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 16:47 WIB
Kepala Kontingen Special Olympic Indonesia mewanti-wanti agar keberhasilan atlet tunagrahita diikuti oleh perubahan nyata, bukan sekadar kegembiraan sesaat.
Kontingen Olimpiade Spesial menerima penyambutan dari Menteri Pemuda dan Olahraga dan Menteri Sosial di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, pada Selasa (4/8). (CNN Indonesia/Martinus M. Adinata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menorehkan prestasi gemilang dalam kancah Olimpiade Spesial di Los Angeles, Amerika Serikat, atlet-atlet tunagrahita Indonesia masih belum menemui titik cerah untuk masa depan mereka.

Pasalnya, seperti diakui Kepala Kontingen Special Olympic Indonesia (SOIna), Mustara Musa, ajang Olimpiade merupakan puncak prestasi mereka dan setelah itu para atlet dikembalikan kepada keluarga mereka.

"Ini adalah puncak prestasi mereka dalam empat tahun terakhir," ujar Musa kepada CNN Indonesia, Selasa (4/8). "Setelah ini ya kami akan mengembalikan mereka kepada keluarga, pemerintah, atau instansi terkait."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, kami berharap ada suatu perhatian nyata, karena kehidupan mereka cukup berat. Jadi, olahraga itu merupakan salah satu alat untuk membuka mata dunia, bila ada anak-anak yang membutuhkan perhatian."

Olimpiade Spesial merupakan gerakan global untuk memberdayakan penyandang disabilitas intelektual melalui pelatihan dan kompetisi olahraga. Pada tahun ini terdapat 165 negara yang berpartisipasi di ajang tersebut, serta melibatkan 6.500 atlet.

Di ajang yang berlangsung dari 21 Juli hingga 3 Agustus tersebut, kontingen Indonesia yang terdiri atas 42 atlet sukses membawa pulang 19 medali emas, 12 medali perak, dan lima medali perunggu -- lebih tinggi dari target sebelumnya yaitu 15 medali emas. Pencapaian itu juga melampaui pencapaian sebelumnya di Athena, ketika SOIna membawa pulang 15 medali emas, 11 medali perak, dan 13 medali perunggu.

Menteri Pemuda Olahraga, Imam Nahrawi, menjanjikan bonus setara atlet lainnya bagi atlet tunagrahita ketika menyambut Kontingen SOIna di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, pada Selasa (4/8). Musa berharap pemberian bonus itu tak akan menjadi musibah bagi para atlet itu sendiri.

"Jika ada bonus ya bagus, tetapi semoga tidak sampai menjadi musibah," ujar Musa melanjutkan. "Dulu ada pengalaman, banyak yang memberi selamat pada atlet hingga uang mereka habis menjamu tetangga."

"Jadi harapannya, lebih ada perhatian bagi masa depan mereka. Bonus memang menggembirakan, tapi kalo bisa jangan hanya sesaat (dampaknya)."



(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER