Jakarta, CNN Indonesia -- Parma sedang menjalani proses lelang untuk menjual aset-aset klub seperti halnya piala-piala yang pernah mereka rebut, termasuk juga nama 'Parma FC', demi mendapatkan dana mengurangi tumpukan utang.
Gialloblu mengakhiri musim Serie-A 2014/2015 di peringkat terbawah setelah beberapa kali mengalami pengurangan angka karena gagal membayar pemain dan pengurus klub.
Pada Maret lalu, mereka dinyatakan bangkrut dan kemudian mencari calon pemilik baru. Memiliki utang yang telah mencapai £143 juta dan klub dibanderol dengan harga £14 juta, mereka kesulitan mencari seorang investor dan kemudian terperosok ke liga amatir Serie-D.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh Federasi Sepak Bola Italia, Parma kemudian dipaksa berubah nama menjadi Parma Calcio 1933.
Untuk mempertahankan eksistensi mereka di dunia sepak bola, pada Kamis (13/8), klub menyatakan akan menjual tujuh piala yaitu tiga Piala Italia (1992, 1999, dan 2002), Piala Winners (1993), Piala Super Eropa (1994), Piala UEFA (1995, 1999) dan Piala Super Italia (1999).
Sementara itu,
Football-Italia mengungkapkan bahwa ke dalam daftar barang-barang yang akan dilelang itu juga dimasukkan
trademark 'Parma FC' dan juga arsip audio-video. Semua penawaran atas barang-barang tersebut harus dimasukkan sebelum tanggal 11 September 2015.
Klub tidak menyertakan harga bagi barang-barang tersebut karena klub tidak pernah membelinya, namun sebagian besar didapatkan sebagai hadiah.
Meski demikian, setiap pihak yang akan jadi pemenang lelang piala harus mendapatkan dispensasi dari UEFA untuk memiliki piala replika. Aturan UEFA menyatakan: "Replika piala yang dihadiahkan kepada pemenang kompetisi [baik saat ini dan masa lalu] harus tetap berada dalam kendali klub bersangkutan dan tidak boleh meninggalkan negara asal klub tanpa persetujuan tertulis UEFA."
(vws)