Membedah Kekuatan Ahsan/Hendra Sang Juara Dunia

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2015 11:49 WIB
Sebagai pasangan, Moh Ahsan dan Hendra Setiawan tak hanya memiliki dua kepribadian berbeda tapi juga teknik dan kekuatan yang saling melengkapi.
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan di Pusat Pelatihan Cipayung, Jakarta. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk menjadi juara dunia dua kali dan memenangi berbagai gelar bergengsi lain seperti All England atau medali Asian Games, dibutuhkan kombinasi pemain yang tak hanya sama-sama kuat namun juga saling melengkapi.

Dari segi kepribadian Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan memang terlihat berbeda, dengan satu yang terlihat tenang dan berkepala dingin sementara pasanngannya meledak-ledak dan penuh kengototan.

Tapi bukan hanya karakteristik itu saja yang membuat Ahsan/Hendra unggul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohammad Ahsan

Mohammad Ahsan adalah salah satu pemilik smash mematikan yang dimiliki oleh Indonesia sepanjang sejarah. Permainan Ahsan selalu identik dengan keagresifan, kengototan, dan daya juang penuh semangat.

Dengan lompatan dan refleks yang bagus, Ahsan mampu memberikan serangan bertenaga besar dari garis belakang lapangan. Kehebatan smash Ahsan kadang divariasikan oleh dirinya dengan dropshot-dropshot tipis di depan net sehingga lawan yang biasanya bersiap menyambut smash kencang Ahsan jadi mati langkah karena tak mampu menjangkau bola di depan net.

Belakangan, bola cegatan Ahsan di depan net pun menunjukkan perkembangan yang signifikan sehingga saat ia terpaksa harus berotasi ke posisi depan dengan Hendra, maka ia tidak akan terlihat buruk di depan net.

Kelemahan Ahsan yang paling utama adalah kondisi tubuhnya, terutama pinggang, yang rentan cedera. Inilah musuh terbesar Ahsan dalam perjalanan kariernya.

Kelemahan ini mulai coba ditutupi dengan cara tidak memforsir diri saat latihan dan Ahsan harus terbuka terhadap kondisi badannya.

Titik lemah Ahsan lain adalah emosinya yang meledak-ledak yang kadang tak terkontrol. Terkait hal ini, Ahsan sudah mulai coba meredamnya dan sukses menunjukkannya di Kejuaraan Dunia 2015.

Hendra Setiawan

Hendra Setiawan identik dengan ketenangan. Menyaksikan Hendra bermain sama dengan menonton sosok monster tenang yang mematikan.

Ekspresi dingin Hendra di lapangan bertolak belakang dengan kengerian yang bisa ia tawarkan ke hadapan lawan. Permainan di depan net nya begitu matang dan mendapat banyak sanjungan lawan.

Bukan hanya permainan di depan net nya yang menawan, pembacaan Hendra terhadap permainan di lapangan begitu detail sehingga ia seperti sudah tahu kemana laju shuttlecock nantinya.

Akurasi pukulan Hendra ada di atas rata-rata dan hal itu pula yang membuat Hendra bisa menutupi kecepatannya yang makin menurun.

Salah satu kelemahan Hendra adalah servisnya yang kadang tidak bagus saat situasi pertandingan memasuki momen krusial. Di balik tingginya jam terbang, Hendra bisa juga merasakan kegugupan saat servis sehingga servisnya malah menjadi poin bagi lawan.

Usia dan kondisi fisik juga jadi salah satu kelemahan Hendra. Meskipun sejauh ini Hendra mampu mengatasinya dengan baik, namun jelas kondisi fisik Hendra mengalami penurunan bila dibandingkan beberapa tahun silam.

Perbandingan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan Candra Wijaya/Tony Gunawan

Sebagai ganda terhebat Indonesia dalam dekade 2010-an, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sering dibanding-bandingkan dengan ganda putra Indonesia dekade sebelumnya seperti Candra Wijaya/Tony Gunawan ataupun Markis Kido/Hendra Setiawan.

Untuk perbandingan Ahsan/Hendra dengan Candra/Tony, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi melihat bahwa sulit untuk menentukan secara mutlak mana yang lebih hebat antara satu dengan yang lain.

"Masing-masing memiliki kehebatan dan keunggulannya sendiri-sendiri. Dengan sistem poin yang berbeda, maka makin sulit untuk melihat siapa yang lebih baik," tutur Herry yang juga sempat melatih Candra/Tony.

Menurut Herry, kelebihan Ahsan/Hendra terletak pada kekuatan serangan. "Variasi serangan Ahsan/Hendra lebih bagus dibandingkan dengan Candra/Tony menurut saya," kata Herry.

"Sedangkan keunggulan Candra/Tony adalah mereka memiliki ketangguhan mental bertanding yang luar biasa. Fisik mereka juga hebat karena sebelumnya dengan sistem 15 poin pasti pertandingan butuh durasi waktu lebih lama," kata Herry berpendapat.

Perbandingan Ahsan/Hendra dengan Kido/Hendra

Hendra Setiawan sukses membuktikan bahwa ia merupakan tipe pemain yang bisa cocok dipasangkan dengan banyak pemain. Setelah meraih banyak periode emas bersama Markis Kido, lalu Hendra juga sukses bersama Mohammad Ahsan. Juara Dunia dan Emas Asian Games adalah dua gelar penting yang bisa diraih oleh Hendra dengan pasangan yang berbeda.

"Gaya bermain Hendra saat berpasangan dengan Kido dan saat berpasangan dengan Ahsan tentu saja berbeda karena pasti ada pengaruh dengan siapa dirinya dipasangkan," tutur Herry.

Meski sama-sama memiliki smash yang keras, Ahsan pun memiliki gaya permainan yang berbeda dengan Kido.

"Tekanan Ahsan di belakang lebih kuat dibandingkan Kido."

"Untuk Kido, sejatinya ia juga merupakan tipe pemain depan namun akhirnya mampu dikombinasikan dengan Hendra yang juga bertipe pemain depan."

Dari gaya smash, Ahsan dan Kido pun memiliki perbedaan. Menurut Herry, Ahsan memiliki variasi serangan yang lebih baik daripada Kido.

"Karena itulah Kido kemudian seringkali maju ke depan setelah beberapa kali melakukan smash, tidak seperti Ahsan yang bisa tahan lebih lama."

"Namun cegatan Kido di depan net sangat berbahaya karena seperti yang saya katakan tadi, karakter dia sejatinya karakter pemain depan," tutur Herry. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER