Bolt vs Gatlin: Duel Panas di Bawah Langit Beijing

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 17:50 WIB
Publik kota Beijing akan menjadi saksi duel kedua antara Usain Bolt dan Justin Gatlin di nomor 200 meter. Duel yang diwarnai rivalitas satu dekade.
Usain Bolt dan Justin Gatlin akan bertarung untuk memperebutkan emas 200 meter. (REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terakhir kali Usain Bolt dan Justin Gatlin bertarung di nomor 200 meter terjadi nyaris sepuluh tahun lalu.

Ketika itu Bolt masih berusia 18 tahun dan namanya belum melejit di dunia atletik, sementara Gatlin mencuri perhatian dunia dengan menjadi pelari kedua sepanjang sejarah yang bisa memenangi nomor 100 meter dan 200 meter.

Tapi banyak hal yang telah terjadi dalam satu dekade ke belakang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bolt kini telah mengokohkan statusnya sebagai salah satu atlet terbaik sepanjang massa dengan menjadi pemecah rekor dunia untuk nomor 100 meter, 200 meter, dan 4x100 meter. Bolt juga memenangi enam medali emas Olimpiade dan sembilan emas Kejuaraan Dunia.

Pada masa-masa tersebut Gatlin justru menghilang karena menjalani hukuman larangan bertanding selama empat tahun setelah ia terbukti positif menggunakan doping peningkat hormon testoteron.

Menghadapi final 200 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2015 pada Kamis (27/8) di Stadion Sarang Burung Beijing, posisi kedua pelari kembali bertukar. Gatlin kini berada di atas angin setelah ia mendominasi nomor tersebut dalam 12 bulan terakhir.

Dari enam raihan waktu tercepat di nomor 200 meter pada tahun 2015, empat di antaranya dilakukan oleh Gatlin. Salah satunya bahkan tercipta pada Rabu (26/8) di babak semifinal yaitu 19,87 detik.  

Kontras dengan Gatlin, Bolt hanya sekali menjajal nomor 200 meter sebelum datang ke Beijing yaitu pada Diamond League di New York pada Mei lalu. Catatan waktunya pun tergolong buruk, 20,13 detik.

Ketika berlari di semifinal, Bolt memang mencatatakan waktu 19,95 detik. Akan tetapi raihan tersebut adalah pertama kalinya Bolt menembus waktu di bawah 20 detik dalam satu tahun terakhir. Apalagi Bolt juga masih dalam pengaruh cedera yang mengganggu sesi latihan sprint jarak menengah-nya.

Keunggulan Gatlin terhadap Bolt diakui mantan pemegang rekor dunia 200 meter asal Amerika Serikat, Michael Johnson.

"Lagi-lagi Gatlin tampil mengesankan dan mampu menunjukkan bagaimana ia menjadi orang tercepat di dunia tahun ini," kata Johnson kepada BBC Sport. "Ia berlomba teknik yang baik, dengan eksekusi sempurna ketika menghadapi belokan, dan juga ketika melakukan transisi."

Kontras, Johnson mengatakan Bolt tampil seperti orang yang kelelahan, terutama di trek lurus yang biasa menjadi keunggulannya. "Mungkin karena Bolt tidak bisa berlatih seperti biasanya. Ia juga tidak tampil lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya," kata Johnson

"Ia memang tetap berada di kondisi fisik terbaik, hanya saja tidak seperti sebelum-sebelumnya."

Usain Bolt memenangi lari 100 meter hanya berselisih 0,01 detik dari Justin Gatlin. (REUTERS/Seiko/Handout)
 

Berada di Samping Bolt

Sebelum final 100 meter pada Minggu (23/8) lalu, tim kepelatihan Gatlin sempat berkata bahwa mereka ingin agar Gatlin berlari di samping Bolt untuk memberikan tekanan mental.

Mereka berharap kecepatan Gatlin di 10 meter awal akan mengagetkan Bolt, sementara di 90 meter selanjutnya keunggulan fisik Gatlin akan cukup menopangnya mendapatkan medali emas.

Kedua pelari akhirnya terpisah satu lintasan dengan Tyson Gay berada di antara Bolt dan Gatlin. Rencana tersebut kemudian digagalkan oleh Gatlin yang kehilangan keseimbangan di 15 menit terakhir sehingga Bolt lah yang akhirnya memenangi nomor 100 meter.

Gatlin pun marah pada dirinya sendiri karena ia justru melakukan raihan terburuknya dalam satu tahun terakhir dalam masa-masa paling penting dalam hidupnya, pada waktu ketika ia seharusnya membersihkan namanya dengan satu raihan medali emas.

Pada partai final malam nanti, Bolt dan Gatlin lagi-lagi akan dipisahkan oleh satu lintasan, namun kali ini dengan pelari Inggris Zharnel Hughes berada di antara mereka. Gatlin akan mengandalkan kecepatannya di tikungan sementara Bolt berharap unggul lebih dulu di trek lurus di awal balapan.

Meski berhadapan dengan rekam jejak Gatlin yang baik di nomor 200 meter, Bolt sendiri percaya diri bisa mengalahkan pelari berusia 33 tahun tersebut. Apalagi Bolt menganggap nomor 200 meter sebagai nomor favoritnya.

Pelari berusia 28 tahun itu bahkan sempat memenangi perang psikologis ketika secara santai menyodorkan tinjunya pada Gatlin untuk melakukan 'tos' sebelum final 100 meter.

Di Stadion Sarang Burung malam nanti kedua pelari akan bersikap layaknya seorang petinju yang akan masuk ring. Membusungkan dada, berpose sekeren mungkin di depan kamera, dan menggunakan kepercayaan diri mereka untuk menanamkan rasa takut pada lawan-lawan mereka -- seperti yang mereka lakukan ketika berduel di nomor 100 meter.

Keunggulan mental tentu akan berpengaruh besar pada lomba yang hanya memperebutkan selisih waktu sepersekian ratus detik.

Gatlin akan dibakar keinginan membalas dendam atas kekalahan di nomor 100 meter, sementara Bolt didorong motivasi belum terkalahkan di nomor 200 meter sejak 2009 lalu.

Satu hal yang pasti, jejak-jejak pertarungan keduanya akan cukup menjadi bahan bakar yang memanaskan Beijing.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER