Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melepas Gareth Bale dengan harga 65,8 juta poundsterling ke Real Madrid pada musim 2013/14 lalu, Tottenham Hotspur langsung menggunakan dana segar itu untuk mendatangkan tujuh pemain baru guna menambal lubang yang ditinggalkan Bale.
Tak tanggung-tanggung, Spurs mendatangkan para pesepak bola bintang seperti Roberto Soldado (21 juta poundsterling), Erik Lamela (21 juta poundsterling), Paulinho (13,81 juta poundsterling), Christian Eriksen (9,45 juta poundsterling), Etienne Capoue (7,7 juta poundsterling), Vlad Chiriches (6,65 juta poundsterling), dan Nacer Chadli (5,71 juta poundsterling).
Namun bukannya menjadi semakin solid, tim dengan julukan Si Lili Putih itu justru kesulitan tampil bagus. Akhirnya pria yang sempat dinilai sebagai salah satu manajer muda terbaik, Andre Villas Boas, dipecat karena gagal untuk menyatukan tim yang bermarkas di Stadion White Hart Lanes tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu musim kemudian, giliran Liverpool yang melakukan perjudian gagal saat mereka menginvestasikan penjualan Luis Suarez ke Barcelona.
Dari dana segar itu, Liverpool mendatangkan 11 pemain baru (dua dengan status bebas transfer).
Para pemain itu diharapkan menjadi penggawa untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Suarez yang pada musim sebelumnya mampu mencetak 31 gol di ajang Liga Primer.
Hal itu sendiri dilihat setidaknya tiga penyerang direkrut Manajer Liverpool, Brendan Rodgers. Mereka adalah Rickie Lambert, Mario Balotelli, dan winger Lazar Markovic.
Sebetulnya ada satu penyerang lagi yakni Divock Origi. Namun penyerang muda Belgia itu dipinjamkan ke Lille selama semusim.
Kemudian di lini lain, Rodgers merekrut Adam Lallana, Dejan Lovren, Alberto Moreno, Emre Can, dan meminjam Javier Manquillo.
Total dana yang dibelanjakan Rodgers pada musim lalu mencapai mencapai 106 juta poundsterling.
Sayang, besarnya anggaran belanja itu tak sebanding lurus dengan prestasi Liverpool pada musim lalu. Liverpool yang semusim sebelumnya berada di peringkat kedua, justru terjun bebas ke peringkat enam Liga Inggris di akhir musim 2014/15.
Faktor Liga InggrisJika melihat dari target pembelian Liverpool, tim besutan Brendan Rodgers itu sendiri sebenarnya belajar dari kesalahan Tottenham pada musim 2013/14.
Jika Spurs menghabiskan dana segar dari penjualan Bale dengan mendatangkan pemain bintang tanpa pengalaman di Liga Inggris, Liverpool sebaliknya. Tim besutan Rodgers itu lebih memilih mendatangkan pemain-pemain berpengalaman dengan kompetisi Liga Inggris seperti Lambert, Lallana, Lovren, ataupun Balotelli.
Empat pemain yang telah merasakan ketatnya persaingan di Liga Primer itu diharapkan akan langsung beradaptasi di Liverpool. Tidak seperti deretan pemain anyar Spurs yang tampak kesulitan menyesuaikan diri dengan ketatnya Liga Primer.
Namun, pada kenyataannya keempat pemain itu gagal menunjukkan performa yang signifikan. Mereka terlihat kesulitan bermain bersama Liverpool di kompetisi musim 2014/15.
Bahkan perjudian Rodgers semakin terlihat gagal, setelah manajer Irlandia Utara itu memilih untuk melepaskan Balotelli dan Markovic ke klub lain dengan status pinjaman.
Kini, di musim 2015/16, Rodgers kembali melakukan perjudian besar dengan merekrut pemain baru dan seolah membentuk tim dari nol lagi. Ia merekrut setidaknya sudah tujuh pemain baru pada jendela transfer musim panas ini. Tujuh pemain itu, ditambah lagi Divock Origi yang kembali dari Lille, menjadi bagian dari skuat inti Liverpool.
Total, seperti dilansir dari situs
Transfermrkt, Liverpool telah membelanjakan dana hingga 78 juta poundsterling untuk belanja musim panas ini.
James Milner, Joe Gomez, Nathan Clyne, Roberto Firmino, dan Christian Benteke sudah menjadi langganan skuat inti Liverpool selama sebulan terakhir. Hampir setengah dari sebuah kesebelasan.
Liverpool sendiri telah melepas hingga 12 pesepak bola bintangnya musim ini, termasuk sang kapten Steven Gerrard yang tak lagi memperpanjang kontrak dan memilih hijrah ke Amerika.
Tottenham dan Liverpool telah melakukan perjudian besar dengan melepas bintang mereka dan menggantinya dengan yang baru. Perjudian yang hingga kini tak kunjung memberikan hasil positif bagi kedua klub tersebut.
Perjudian Mahal Klub-Klub Liga InggrisJika Liverpool dan Spurs bisa dibilang sebagai potret kegagalan investasi di bursa transfer, ada klub Liga Inggris lain yang bisa dikatakan sukses dengan investasi pemainnya.
Southampton yang dalam dua musim terakhir digembosi Liverpool dan Manchester Untied menggunakan dana segar yang masuk kasnya untuk melakukan investasi terhadap pemain-pemain yang terbukti mampu membawa klub itu tampil lebih baik dibanding musim sebelumnya.
Sadio Mane, Shane Long, Dusan Tadic, Fraser Forster, Graziano Pelle, dan Ryan Bertrand disulap sang Manajer Ronald Koeman untuk menggantikan Lallana cs yang pada musim 2013/14 menjadi pilar Southampton. Tak heran, pada bursa transfer musim panas ini pemain-pemain Southampton kembali menjadi komoditas 'hot' di bursa transfer.
Setelah Clyne (Liverpool) dan Morgan Schneiderlin (Manchester United) dijual, menyusul Sadio Mane dan Victor Wanyama yang diincar tim besar Inggris lainnya.
Untuk memperkuat--dan juga sebagai investasi timnya--Koeman sendiri telah merekrut Jordy Clasie (Feyenord), Oriel Romeu (Chelea), Juanmi (Malaga), Cedric Soares (Sporting), Steven Caulker (QPR), Cuco Martina (Twente), dan Maaarten Stekelenburg (Fulham).
Di sisi lain, Koeman masih mengincar bek Belanda yang bermain di Glasgow Celtic, Virgil Van Dijk. Manajer asal Belada itu juga mengincar bek Napoli, Kalidou Kolibaly dan gelandang Schalke Leon Goretzka.
(kid/kid)