LIPUTAN KHUSUS

Gede Widiade Tegaskan Tak Ingin Lepas Nama Persebaya

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 16:12 WIB
Salah satu solusi yang dikemukakan untuk mengakhiri dualisme Persebaya adalah penggantian nama. Usul ini ditolak oleh CEO Persebaya Surabaya.
CEO PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), Gede Widiade, ketika ditemui di Stadion Jalak Harupat Bandung pada Minggu (6/9. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Bandung, CNN Indonesia -- CEO Persebaya United atau Persebaya dari PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), Gede Widiade, dengan senang hati akan menyambut baik Persebaya 1927 jika ingin bersatu kembali sebagai suatu kesatuan klub Persebaya.

"Asal tidak punya tujuan politis," kata Gede ketika dihubungi CNN Indonesia Minggu siang (6/9).

Klub sepak bola Surabaya kini terbagi menjadi dua, Persebaya MMIB dan Persebaya dari PT Persebaya Indonesia yang dipimpin oleh Saleh Mukadar. Walau memiliki sejarah masa lalu yang sama, kedua Persebaya kini memiliki akte dan badan hukum yang berbeda pula.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika bersatu tidak bisa menjadi pilihan penyelesaian konflik, Gede mempersilakan agar kedua Persebaya tetap berdiri dan sama-sama bersaing secara profesional.

"Ikuti aturan organisasi, aturan PSSI, aturan BOPI, dan aturan Kemenpora," katanya sembari menuturkan bahwa klub yang ia pimpin tidak memiliki masalah dalam soal SIUP, kontrak, atau pendanaan.

Namun Gede menolak jika klub yang ia pimpin diminta untuk berganti nama sebagai salah satu opsi penyelesaian konflik.

Gede berpendapat bahwa tidak masalah jika memiliki nama sama apabila kedua entitas memiliki badan hukum, klub, dan mengikuti kompetisi yang berbeda. "Kenapa harus ganti nama? Apa yang dipermasalahkan? Di Spanyol dan Inggris, klub sepak bola (dari satu kota) bermain di liga dan kasta yang sama kok."

"Bayangkan, ndak masalah itu. Asal dasar hukumnya berbeda," ujarnya.

Pernah Bergabung di PT Persebaya Indonesia

Gede mengakui bahwa secara de jure saat ini ada dua Persebaya. Klub pertama adalah Persebaya Indonesia yang dulu keluar dari Liga Super Indonesia (ISL) karena kecewa tergedradasi dan kemudian ikut Liga Primer Indonesia (IPL). Sementara itu klub kedua Persebaya MMIB yang memilih terdegradasi dan berkompetisi di Divisi Utama.

"Waktu berlaga di IPL, saya CEO-nya Persebaya 1927 selama dua periode. Saya yang membiayai atas permintaan Arifin Panigoro untuk saya menalangi terlebih dahulu. Jadi saya tahu semua ceritanya," katanya.

Gede menyatakan bahwa tuduhan bahwa Persebaya MMIB bukan Persebaya yang asli karena mendapatkan pemain Persikubar tidak berdasar. Menurutnya, tidak masalah asalkan dilakukan dengan sah.

Gede mengakui bahwa terakhir kalinya ia berkomunikasi dengan Persebaya 1927 adalah ketika ia mengundurkan diri sebagai CEO PT Persebaya Indonesia.

Tanpa melupakan sejarah Persebaya, Gede sendiri tidak masalah jika terjadi dualisme lantaran masing-masing Persebaya telah menentukan pilihannya masing-masing dan sah secara badan hukum.  

Gede menyampaikan bahwa ia kini sudah mengambil alih seluruh saham Persebaya MMIB dan pengesahannya pun sudah keluar. "Dengan BOPI, Kemenpora, dan Mahaka Sports juga sudah clear. Sudah tidak ada masalah-masalah," katanya kemudian menegaskan bahwa SIUP untuk Persebaya MMIB sudah untuk peruntukan olahraga.

"Nah sekarang Anda balik, kalau mereka (Persebaya 1927) kontraknya ada ga? utangnya sudah dibayar belum?" ucapnya.

Gede mengatakan bahwa Persebaya MMIB sendiri kini berada dalam kondisi yang bagus.

Persebaya miliknya pun memiliki dukungan dari para pecinta sepak bola Persebaya MMIB, walaupun jumlahnya hanya 300-500 orang. Gede tidak memaksakan pendukung Persebaya 1927 untuk menonton Persebaya MMIB karena menurutnya hal itu adalah hak mereka.

Ia mengatakan dirinya hanya ingin menolong Persebaya saja dan tidak punya kepentingan lain.

"Persebaya 1927 itu saya tolong dua tahun sebagai CEO. Ini juga saya tolong. Kalau ini bedanya saya ambil alih semua sahamnya. Kalau di Persebaya 1927, saya CEO-nya. Uangnya dari saya semuanya dan kemudian diganti sama konsorsium," tuturnya.

Menurut Gede, pendukung Persebaya yang masih loyal adalah yang mendukung Persebaya MMIB. Apabila mendatang Gede mendapat perlawanan dari pendukung Persebaya 1927, ia akan menyerahkan semuanya kepada polisi mengingat Indonesia merupakan negara hukum.

"Siapa yang bilang kami minim dukungan? Kami sudah hidup empat tahun. Ini sudah fakta hukum, bukan seandainya. Siapa yang bisa menjamin?

"(Piala Presiden) ini sudah berjalan. Yang diakui pemerintah siapa? Kalau kami tidak diakui pemerintah, secara hukum kami ndak sah dan kalau seperti itu boleh tidak kami ikut Piala Presiden?" katanya.

(vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER