LIPUTAN KHUSUS

Dualisme Persebaya Bikin Klub Internal Sedih

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 19:30 WIB
Sebelum Persebaya berdiri, klub-klub internal sudah lebih dulu menggelar kompetisi di tanah Surabaya. Kini dualisme juga membuat ke-30 klub internal terpecah.
Pelatih dan pengurus salah satu klub internal Persebaya 1927 yaitu Indonesia Muda (IM), Soebodro. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Surabaya, CNN Indonesia -- Pelatih dan pengurus salah satu klub internal Persebaya 1927 yaitu Indonesia Muda (IM), Soebodro, mengaku sangat sedih dengan kondisi di dalam tubuh Persebaya saat ini.

Dualisme yang terjadi dalam Persebaya juga merembet ke klub-klub anggota. Jika sebelumnya berjumlah 30, kini klub internal terbagi jadi dua yakni 10 berada di bawah klub Persebaya PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sementara 20 lagi di Persebaya PT Persebaya Indonesia.

Soebodro tidak mengerti alasannya mengapa beberapa klub anggota sampai hati untuk memisahkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dualisme Persebaya ini terjadi pada tahun 2010, memuncaknya 2012. Dampaknya sangat terasa buat saya yang sudah mengabdi di Persebaya, tidak bisa saya ceritakan kesedihan saya. Pemain Persebaya menjadi tidak ter-cover," kata mantan pemain sub junior Persebaya (1968-1971) tersebut kepada CNN Indonesia di Lapangan Karang Ganyam Wisma Persebaya, Kamis sore (3/9).

Soebodro menceritakan, klub internal memiliki sejarah yang panjang dan bahkan sudah ada sebelum muncul kesebelasan yang bernama Surabaya. Klub-klub internal inilah yang kemudian menjadi suatu kelompok yang membentuk sepak bola Persebaya. Mereka bersatu karena melihat Surabaya tidak memiliki tim sepak bola.

Semula, jumlah klub-klub internal berjumlah 19. Pasca-kemerdekaan jumlah klub menjadi 30 dan kemudian dibagi ke tiga kelas yaitu Kelas Utama, Divisi Satu, Divisi Dua yang masing-masing berisikan10 klub.

Klub internal dibentuk untuk mengakomodir keinginan anak-anak muda yang gemar sepak bola di Surabaya untuk menjadi pemain Persebaya dan mewakili kelompok-kelompok masyarakat yang berada di Surabaya.

Masih menurut Soebrodo, walau klub internal berasal dari Surabaya, tak seluruh pemainnya berasal dari Surabaya dan bisa datang dari daerah seperti Sidoardjo, Madura, dan sekitarnya. Mereka yang berminat menjadi pemain profesional di Surabaya harus terlebih dahulu masuk klub internal dan mengikuti kompetisi di dalamnya.

Tanpa kompetisi internal, sulit bagi Persebaya untuk memilih pemain, karena jikalau membeli pemain pun membutuhkan dana yang besar. "Fanatismenya juga beda," ujar Soebodro.

Dalam setiap pertandingan internal, pengurus klub anggota akan melibatkan tim pemandu bakat yang mencatat pemain yang berkualtas bagus dari segi teknik, fisik, dan lain-lain. Nanti, apabila Persebaya akan mengikuti kompetisi, pemain itu akan dikumpulkan dan diseleksi sampai 20 pemain.

Soebodro tak peduli dengan kondisi yang ada pada klub internal saat ini dan akan tetap memutar kompetisi klub anggota Persebaya untuk menjaring bibit-bibit berprestasi dari kotanya. Ia tidak ingin para pemain muda yang ada di Persebaya tidak bertanding usai latihan yang rutin dilakukan setiap tiga kali seminggu.

Belum ada solusi yang efektif untuk menyelesaikan perpecahan di klub internal tersebut. Soebodro mengatakan, sampai sekarang ia belum menemukan jalan keluar untuk menyatukan kembali ke-30 klub internal walau secara perorangan sudah melakukan komunikasi.

Ia berharap agar suatu saat secepatnya dapat ditemukan solusinya.

"Saya pribadi sudah bicara ke teman-teman, tapi mohon maaf sampai sekarang belum ada jalan. Saya sendiri bertanya-tanya sebenarnya apa yang menjadi buntu ini," ucap mantan pemain senior Persebaya (1971-1985).

Sama hal dengan induknya, klub anggota Persebaya pun membutuhkan kehadiran Bonek untuk menimbulkan semangat membina sepak bola. "Kalau kita tanding bola tanpa ada penonton Bonek itu kan hambar ya," ujar Soebodro.

"Sebetulnya awalnya muncul bonek itu bukan yang negatif istilahnya, tapi positif. Dalam arti penonton (Bonek) itu berduit. Ada yang pedagang, kerja, sekolah, dan sebagainya. Nekatnya mereka itu adalah berani untuk pada bolos meninggalkan aktifitasnya untuk nonton bola."

Catatan redaksi: Terjadi kesalahan penulisan pada jumlah klub internal yang terbagi dua. Sebelumnya tertera 20 klub internal di Persebaya di bawah PT MMIB dan 10 di Persebaya 1927, telah diperbaiki menjadi 10 klub internal di Persebaya di bawah PT MMIB dan 10 di bawah Persebaya 1927. Tulisan diperbarui pada Rabu (9/9) pukul 06.35 WIB. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER