Petit Buka Kisah Kelam Ruang Ganti Barcelona

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 01:25 WIB
Emmanuel Petit gembira bisa bergabung dengan Barcelona namun pada akhirnya ia malah harus menjalani sebuah pengalaman yang kurang menyenangkan di sana.
Barcelona memberikan kenangan yang buruk bagi Emmanuel Petit. (REUTERS/Albert Gea)
Barcelona, CNN Indonesia -- Mantan pemain nasional Prancis, Emmanuel Petit begitu gembira saat dirinya hijrah ke Barcelona pada tahun 2000 silam. Namun Petit datang di momen yang tak tepat dan ia pun harus mendapatkan kenangan buruk selama kariernya di Barcelona.

Barcelona terpikat untuk merekrut Petit usai melihat performa konsistennya bersama Arsenal di Liga Inggris. Saat itu Barcelona langsung memboyong dua pemain Arsenal, Petit dan Marc Overmars.

Namun pembelian Petit tidak sukses dan pemain berambut panjang itu hanya mampu bertahan selama semusim di Barcelona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya datang di waktu yang buruk. Saat itu tengah berlangsung perang di ruang ganti antara pemain Belanda dan pemain-pemain asal Katalonia."

"Dan di atas para pemain yang bertikai tersebut, Barcelona sedang dipimpin oleh manajer (Lorenzo Serra Ferrer) yang tidak memiliki kekuatan dan kharisma untuk memimpin klub," kata Petit seperti dikutip dari Football Espana.

Bukan hanya itu saja, Petit juga menilai Barcelona di era itu benar-benar jadi tempat yang sulit bagi dirinya untuk bisa beradaptasi.

"Politik dan rasa nasionalisme terlalu deras mengalir di ruang ganti Barcelona. Saya gembira berhasil bergabung dengan Barcelona namun fokus saya sepenuhnya terletak pada sepakbola dan bukan hal lainnya," ujar pencetak gol di final Piala Dunia 1998 ini.

Petit bahkan sempat kebingungan saat dirinya coba memulai langkah untuk mempelajari bahasa Spanyol. Petit mendapatkan peringatan bahwa bukan bahasa Spanyol yang mesti ia pelajari melainkan bahasa Katalonia.

"Saya bertanya bukankah kita semua berada di Spanyol saat ini? Mereka lalu menjawab 'Tidak, kamu berada di Katalonia'," kata Petit mengenang.

"Saya memahami bahwa setiap klub berhak atas identitas namun ketika hal itu diberlakukan secara berlebihan, maka itu akan makin mendekatkan pada tindakan rasisme," ucapnya melanjutkan.

Situasi yang tak nyaman itulah yang akhirnya membuat Petit cepat-cepat berada di pintu keluar Barcelona.

"Para pemain seharusnya membicarakan sepakbola, bukan membicarakan agama ataupun politik."

"Saya sangat ingin pergi ketika itu dan mulai berpikir bahwa saya baru saja membuat kesalahan besar (dengan datang ke Barcelona)," tutur Petit.

Semusim di Barcelona, Petit tampil 38 kali di seluruh ajang dan mencetak satu gol untuk Barcelona. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER