Ada Apa dengan McLaren?

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 15:17 WIB
Di jalur lurus McLaren akan lambat sekitar 16 kilometer per jam. Setiap lapnya, Alonso dan Button tertinggal 0,2 hingga 0,3 detik.
Honda gagal membuat desain mesin yang lebih kompetitif dibanding Mercedes dan Ferrari. (REUTERS/Giampiero Sposito)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu hal yang mengecewakan dari perhelatan Formula One (F1) 2015 adalah terpuruknya McLaren. Apa yang membuat tim asal Inggris terpuruk? Apakah keputusan beralih ke mesin Honda adalah keputusan yang tepat?

Hingga seri ke-14 F1 2015 dua pebalap McLaren, Fernando Alonso dan Jenson Button, masih terpuruk di klasemen sementara. Alonso saat ini berada di peringkat 16 klasemen dengan torehan 11 poin, sementara Button berada dua setrip di bawahnya dengan enam poin.

Tidak satu pun podium yang mampu direbut McLaren sepanjang musim ini, dengan prestasi terbaik adalah finis peringkat lima yang diraih Alonso di GP Hungaria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musim 2015 sejak awal memang menjadi musim pertaruhan bagi McLaren. Pasalnya, tim yang bermarkas di Woking, Surrey, itu memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Mercedes yang sudah terjalin sejak 1995.

Ini adalah kali pertama Honda menjadi pemasok mesin tim F1 sejak meninggalkan ajang jet darat itu pada 2008. McLaren dan Honda memang memiliki hubungan yang indah.

Pada era pertama Honda memasok mesin kepada McLaren pada musim 1988-1992, tim asal Inggris itu sukses memenangkan empat gelar juara dunia pebalap dan konstruktor.

Minim Tenaga

Namun, hubungan McLaren dan Honda kali ini jauh dari kata memuaskan. Lalu, apa yang terjadi dengan gagalnya hubungan McLaren dengan Honda di musim pertama ini?

Bukan sebuah rahasia masalah utama McLaren musim ini adalah tidak kompetitifnya sasis RA615H milik Honda dengan mesin 1.6-litre V6.

Seperti dikutip dari BBC Sport, sasis RA615H milik Honda tidak mampu beradaptasi dengan peraturan mesin hybrid turbo yang diterapkan F1 sejak 2014. Masalah utama dari Honda adalah mobil mereka tidak mampu memanen energi yang besar.

Mesin 1.6-litre V6 memiliki dua elemen terpisah, namun saling terkait. Mesin itu mendapat tenaga tambahan dari rem dan turbo. Pertama dari motor generator unit-kinetic (MGU-K) yang menghasilkan energi saat pengereman.

Energi kedua didapat dari motor generator unit-heat (MGU-H) yang memanen energi dari panas yang dikeluarkan turbocharger. Regulasi F1 tidak menentukan batas energi yang bisa dipanen melalui dua alat itu, dan Honda gagal memanen energi sebanyak tim lainnya, seperti Mercedes atau Ferrari.

Artinya mobil yang dikemudikan Alonso dan Button tidak mendapatkan kontribusi yang signifikan dari tenaga hybrid, terutama di jalur lurus. Mobil McLaren diklaim kehilangan tenaga hingga 160 brake horse power (bhp).

Di jalur lurus McLaren akan lambat sekitar 16 kilometer per jam dari tim lainnya. Setiap lapnya, Alonso dan Button bisa tertinggal 0,2 hingga 0,3 detik.

Itu sebabnya Alonso dan Button mengalami banyak masalah di sirkuit cepat seperti Monza (Italia) dan Spa (Belgia) di mana jalur panjangnya lebih banyak.

Dengan kondisi mobil seperti itu Alonso dan Button seharusnya bisa meraih hasil positif di sirkuit yang memiliki banyak tikungan, seperti di Hungaria.

Alonso memang mendapatkan posisi terbaiknya musim ini di Hungaria dengan finis posisi lima, namun di Singapura, pebalap asal Spanyol itu dan Button mengalami kesialan. Keduanya gagal finis karena kegagalan mesin.

Menatap 2016

Musim McLaren di F1 2015 sudah berakhir sejak jeda paruh musim usai GP Hungaria. Bos Honda F1, Yasuhisa Arai, mengakui pihaknya sudah bekerja keras sejak paruh musim untuk memberi McLaren mesin yang lebih kompetitif musim depan.

Fokus utama harus dibenahi Honda adalah, produsen asal Jepang itu harus membuat desain mesin yang memastikan mesin kompresor MGU-H cocok dengan mobil MP4-30 hingga lebih efisien dalam memanen tenaga.

"Target utama adalah pengembangan. Kompresor adalah masalah utama yang sedang kami coba pecahkan. Kami tahu betapa sulitnya tampil di Silverstone, Spa, dan Monza. Kami juga harus mendapatkan data apa yang dilakukan tim lain," ujar Arai.

Untuk sementara itu, McLaren harus rela melihat tim lain meraih sukses dan fokus mengoleksi data untuk musim depan. Setidaknya torehan 17 poin yang baru dikoleksi Alonso dan Button sejauh ini bukan raihan terburuk dalam sejarah McLaren.

Kali terakhir McLaren meraih poin di bawah 17 pada ajang F1 terjadi pada musim 1980 ketika mereka masih diperkuat Alain Prost dan John Watson. (har/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER