Kisruh Internal Perburuk Musim McLaren

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 17:16 WIB
Hubungan dua pebalap, Fernando Alonso dan Jenson Button, dengan CEO McLaren, Ron Dennis, tidak harmonis menyusul hasil buruk yang mereka raih musim ini.
Fernando Alonso menganggap Honda tidak kompetitif dan berpeluang meninggalkan McLaren akhir musim ini. (Reuters / Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah delapan kali merajai klasemen konstruktor dan 12 kali membuat pebalapnya menjadi juara dunia Formula One (F1), tim balap asal Inggris, McLaren, kini kian memudar di tengah persaingan tim balap lain dalam dunia jet balap darat.

Berada di peringkat kesembilan dari 10 tim yang berlaga pada musim kompetisi 2015, McLaren baru mengoleksi 17 poin dan belum pernah menyertakan satupun pebalap mereka di podium musim ini.

Pencapaian terbaik McLaren musim ini hanyalah peringkat kelima yang diraih Fernando Alonso di GP Hungaria. Hal itu secara langsung menunjukkan betapa suramnya musim ini bagi tim yang dipimpin Ron Dennis tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puncaknya, muka McLaren seakan ditampar setelah Alonso secara terbuka mengeluhkan performa mobil yang ia kemudikan di GP Jepang, Minggu (27/9) lalu.

Selain merasa 'malu', Alonso juga mengkritik mesin Honda yang ia sebut setara dengan standar mesin GP2.

"Saat ini merupakan masa-masa sulit karena kami tidak mempunya mesin untuk bersaing dengan tim lain," ujar Alonso seperti dilansir Autosport.

Ekspektasi Berlebihan

Kekecewaan Alonso jelas bertolak belakang dengan optimisme yang melanda McLaren pada awal musim, ketika mengumumkan Honda akan kembali memasok mesin untuk mereka.

Pasalnya, berkaca dari kenangan masa lalu. McLaren menuai banyak kesuksesan ketika mesin mereka dipasok Honda, yang terbukti dengan dominasi tim balap Inggris itu sepanjang 1988 hingga 1991.

"Ini sangat luar biasa, mesin ini layaknya sebuah perhiasan mahal," ujar CEO McLaren, Ron Dennis, Oktober silam. "Mesin ini lebih maju dibanding yang kami harapkan. Kemampuan mesin ini untuk bersaing tak dapat diragukan lagi."

Ya, mobil MP4-30 yang digunakan McLaren musim ini memang diluncurkan dengan sejuta optimisme tinggi. Dengan tagar #makehistory, Dennis mengklaim akhir musim akan menjadi sejarah baru kerjasama McLaren-Honda yang berujung pada gelar juara dunia.

Namun, kenyataan berbicara lain. Fakta bahwa mesin McLaren yang disokong Honda lebih lambat 16 kilometer per jam di lintasan lurus GP Austria, menunjukkan pabrikan Jepang itu keteteran menghadapi kompetisi F1 masa kini.

"Kami tahu ini tidak akan mudah, tapi kami juga tidak menyangka akan sesulit ini," ujar bos Honda, Yasuhisa Arai mengakui, seperti dilansir Sky Sports.

Kini, di lima seri tersisa, McLaren dan Honda harus mengakui kerjasama mereka kali ini belum membuahkan hasil. Terlebih karena mesin mobil mereka kalah bersaing dibandingkan rival-rival mereka.

Namun, permasalahan mesin yang dihadapi McLaren, hanyalah puncak dari gunung es yang harus dihadapi mereka.

Atmosfer Tim yang Memanas

Tak dapat melulu menyalahkan performa mesin, tanda tanya besar juga tertuju pada manajemen McLaren sendiri.

Pasalnya, atmosfer tim saat ini juga berada dalam kondisi yang tak kondusif. Apalagi kritikan Alonso terhadap performa mesin Honda sempat membuat panas telinga Dennis.

"Saya tidak akan menolerir tindakan seperti itu," ujar bos McLaren tersebut seperti dilansir Autosport. "Tindakan itu tidak menunjukkan profesionalitas yang saya harapkan ditunjukkan oleh semua pebalap kami."

Tak berhenti di situ. Tamparan bagi muka McLaren semakin keras setelah pernyataan Dennis yang memastikan duo Alonso-Button akan tetap membela timnya pada musim depan dibantah oleh kedua pebalap itu.

"Anda harus menunggu dan melihat nanti," ujar Button seperti dikutip dari Guardian, menepis klaim Dennis terkait masa depannya. "Saya tidak akan berkomentar mengenai sesuatu di masa depan yang tak saya ketahui."

Senada dengan Button, Alonso juga mengaku tidak mengetahui masa depannya. Terlebih setelah ia dengan lantang mengkritik mesin Honda di GP Jepang.

Namun, Dennis yang sempat mengundurkan diri dari McLaren pada 2009, mencoba memulihkan muka McLaren dengan mengklaim pernyataan kedua pebalapnya tak lebih dari rasa frustrasi semata.

"Semua yang keluar dari mulut pebalap kami saat ini disebabkan oleh frustrasi, kekecewaan dan kehilangan motivasi. Ya, kami semua kehilangan motivasi," ucap Dennis.

Di lima seri balapan tersisa, McLaren telah kehabisan waktu untuk memperbaiki performa mereka pada musim balapan tahun ini. Satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan adalah mengakhiri musim dengan kepala setegak mungkin, sambil berharap musim depan akan berjalan lebih baik.

Namun, untuk saat ini awan gelap masih tak kunjung beranjak dari McLaren. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER