Jakarta, CNN Indonesia -- Brendan Rodgers akhirnya dipecat dari jabatannya sebagai manajer Liverpool, Minggu (4/10).
Sebelumnya, walau mendapat tekanan bertubi-tubi dari suporter sejak akhir musim lalu hingga pekan ketujuh Liga Inggris, Rodgers tetap sebagai juru taktik Liverpool. Akhirnya, usai laga derby Merseyside yang berakhir imbang di Goodison Park, Rodgers pun diputuskan tak dipertahankan lagi.
Dalam derby itu Liverpool sempat unggul lebih dulu lewat sundulan Danny Ings pada menit ke-42, gawang
The Reds justru dijebol pada perpanjangan waktu babak pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Romelu Lukaku berhasil memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Emre Can saat berupaya membuang umpan silang Gerard Deulofeu dari sayap kanan.
Gol akibat blunder itu bukanlah hal yang aneh bagi skuat besutan Rodgers selama tiga tahun terakhir.
Mahkota juara Liga Primer yang ada di depan mata pada musim 2013/14 pun lepas karena blunder di pertahanan Liverpool saat melawan Chelsea di paruh kedua kompetisi.
Dan, blunder pertahanan itu terjadi kembali pada derby Merseyside edisi ke-225.
"Selama kepemimpinan saya di sini kami terlalu banyak membuat kesalahan di belakang. Namun di depan kami selalu tampil kreatif," klaim Rodgers dalam jumpa pers usai laga versus Everton.
Pada musim 2013/14, Liverpool yang mengakhiri kompetisi di peringkat kedua merupakan tim yang paling banyak melakukan blunder di pertahanan yakni 42 kali.
Sebanyak 13 dari 42 kesalahan itu berakibat fatal karena bola masuk ke dalam gawang yang dikawal kiper Liverpool.
Dalam laga melawan tim sekota tersebut, tuan rumah menguasai bola lebih banyak yakni 51%. Sementara itu tembakan ke gawang antara kedua tim hampir seimbang yaitu Everton 14 kali (4
on target) dan Liverpool 13 kali (4
on target).
"Kami kebobolan gol yang mengecewakan, (Everton) sedikit beruntung saat melawan kami," tukas Rodgers yang mengklaim timnya bermain lebih baik dibanding Everton.
(kid/kid)