Jakarta, CNN Indonesia -- Juergen Klopp atau Carlo Ancelotti tentu bukan nama sembarangan di dunia sepak bola. Dua nama yang paling santer dikabarkan akan menjadi pengganti Brendan Rodgers sebagai manajer Liverpool ini memiliki rekam jejak yang sulit disamai oleh pelatih kebanyakan.
Ancelotti adalah pelatih dengan tiga gelar Liga Champions dalam portofolionya, dua bersama AC Milan dan satu bersama Real Madrid. Ia juga terkenal fleksibel dalam hal taktik dan bisa memaksimalkan para pemain yang berada di tangannya.
Sementara itu, Klopp adalah sosok yang membawa Dortmund kembali ke puncak Bundesliga. Dengan menggunakan dana transfer minim, ia mampu menemukan pemain-pemain bagus yang mampu memainkan gaya permainan atraktif yang cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepak bola saya menyerupai musik metal yang keras," kata Klopp menggambarkan filosofi yang ia terapkan untuk anak-anak buahnya dalam memenangi dua gelar juara Liga Jerman pada 2010/2011 dan 2011/2012.
Tapi menduduki kursi bekas Brendan Rodgers juga tidak semudah mengandalkan nama dan reputasi besar. Selain menghadapi ekspektasi besar dari para suporter untuk setidaknya merebut tiket Liga Champions, baik Klopp, Ancelotti, atau calon lainnya akan memiliki tantangan besar di tangannya.
Liga Terketat di DuniaLiga Inggris saat ini tentu tak sama ketika Carlo Ancelotti datang ke Chelsea empat tahun lalu. Tantangan untuk membawa Liverpool ke Liga Champions juga lebih dari "sekadar" mematahkan dominasi Bayern Munich.
Liga Inggris saat ini adalah liga dengan pengaruh asing lebih tinggi ketimbang liga-liga lainnya di Eropa. Di sisi manajer, pelatih baru Liverpool tentu harus berhadapan dengan
tactician andal dari berbagai negara seperti Louis van Gaal, Arsene Wenger, Mauricio Pochettino, Ronald Koeman, Claudio Ranieri, Slaven Bilic, Jose Mourinho, atau juga pelatih-pelatih terbaik Inggris seperti Alan Pardew dan Mark Hughes.
Satu hal yang terlihat dari musim ini adalah liga Inggris sendiri memang tidak bisa tertebak. Crystal Palace dan West Ham United yang menyodok ke papan atas, sementara Chelsea merosot di peringkat ke-16, membuktikan bahwa baik Klopp maupun Ancelotti harus bersiap memutar otak dengan keras.
Berhadapan dengan Politik di AnfieldFenway Sports Group bukan Keluarga Glazer (pemilik Manchester United) atau Alisher Usmanov (pemilik Arsenal) yang membiarkan manajer bekerja tanpa gangguan.
Meski lebih sering berada di Amerika Serikat, FSG masih sering memantau kondisi di dalam klub dan juga sangat sensitif terhadap suara ketidakpuasan dari suporter.
Mereka juga memiliki prinsip untuk menjalankan roda bisnis klub dengan benar, serta tidak mengambil risiko untuk menggelontorkan uang besar-besaran membeli pemain tanpa menjual terlebih dahulu. Satu hal yang pernah dinyatakan John W Henry, pemilik FSG, ketika datang ke Liverpool satu tahun lalu adalah mereka tidak akan terjun ke dalam dunia sepak bola jika hanya akan mengeluarkan uang secara tidak rasional.
Selama Brendan Rodgers berada di Liverpool, ia memang telah mengeluarkan nyaris £300 juta untuk berbelanja pemain. Akan tetapi Rodgers sebenarnya hanya menghabiskan uang (
net spend) £100 juta dalam tiga musim, karena berhasil mendapatkan uang senilai £200 juta dari penjualan pemain.
Melalui Mike Gordon, presiden FSG yang juga masuk ke dalam Komite Transfer dan sering berada di Liverpool, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut memastikan bahwa manajer Liverpool terus berada di dalam koridor yang mereka inginkan secara bisnis.
Tekanan Luar DalamAda keresahan yang menyelimuti Anfield saat ini. Lima tahun berselang setelah FSG mengambil alih klub, Liverpool hanya mendapatkan satu piala, satu kali ikut terjun di perebutan gelar juara, dan juga satu kali lolos ke Liga Champions -- yang kemudian berakhir dengan buruk.
Euforia kedatangan FSG kini telah berakhir dan siapapun yang mengambil alih kursi pelatih Liverpool akan mendapatkan tekanan luar biasa untuk mengembalikan Liverpool ke zona Liga Champions, atau bahkan mengakhiri 25 tahun tanpa gelar juara liga.
Hal ini juga yang diakui oleh Brendan Rodgers. Baginya, ia terus menerus merasa diamati secara detail dan tekanan seperti itu lebih besar ketimbang klub lainnya.
"Tapi ini klub yang besar dan hal ini yang Anda sudah ketahui sebagai manajer, dan Anda harus menghadapinya," kata Rodgers seperti dikutip dari Liverpool Echo.
Memaksimalkan Potensi PemainSelain Philippe Coutinho, Daniel Sturridge, Jordan Henderson, dan Emre Can, Liverpool terlihat tidak memiliki pemain bintang yang bisa menyaingi Manchester City, Arsenal, atau bahkan Chelsea dalam delapan pertandingan pertamanya.
Hal ini bukan berarti para penggawa Liverpool tidak bisa berkembang.
Christian Benteke, Roberto Firmino, Adam Lallana, atau Mamadou Sakho adalah pemain-pemain yang pernah bersinar dan memiliki pontesi namun terlihat tidak bisa memaksimalkan performa mereka di bawah Rodgers yang sering menggonta-ganti taktik dalam satu setengah tahun terakhir. (Baca Juga: Brendan Rodgers: 10 Formasi, Nol Piala)
Satu hal yang akan menjadi keuntungan seorang manajer baru adalah, para pemain akan memaksimalkan upaya mereka demi membuat manajer baru terkesan dan mendapatkan tempat di tim inti.
Klopp atau Ancelotti perlu memanfaatkan hal tersebut untuk mencari tahu posisi terbaik para pemain dan memeras potensi mereka.
Mencari Pemimpin di Dalam TimKehilangan Jamie Carragher dan Steven Gerrard membuat Lucas Leiva dan Martin Skrtel kini menjadi pemain yang paling lama berada di Liverpool. Namun, baik Leiva, Skrtel, maupun Henderson sebagai kapten, belum menjadi sosok yang menggantikan Gerrard dan Carragher memimpin ruang ganti.
Ruang ganti Liverpool memang tidak terpecah belah seperti yang terjadi ketika Jose Mourinho meninggalkan Real Madrid dan digantikan oleh Ancelotti. Akan tetapi, sosok pemain yang mampu memberikan inspirasi dan juga memimpin di atas lapangan tentu menjadi krusial jika Liverpool ingin memperbaiki perjalanan mereka di delapan bulan berikutnya untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions.
Manajer baru pula yang akan menentukan apakah Henderson masih sosok tepat sebagai kapten, atau ada pemain lain yang bisa menggantikan gelandang tim nasional Inggris itu.
(vws)