Jakarta, CNN Indonesia -- Kompetisi bola basket profesional memasuki babak baru pada musim depan seiring pergantian promotor. Banyak aturan baru yang tengah dirumuskan, termasuk aturan soal naturalisasi pemain.
Dengan terbatasnya SDM yang berkualitas, tim-tim basket Indonesia memang coba cari solusi untuk meningkatkan performa tim dengan melakukan naturalisasi pemain.
Naturalisasi pemain sendiri jadi salah satu pokok bahasan Starting 5, promotor baru Indonesian Basketball League (IBL) dengan tim-tim peserta dan juga Perbasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini masih belum mencapai kata sepakat. Ada tim yang menginginkan peraturan yang membolehkan dua pemain naturalisasi, ada pula yang hanya menginginkan satu pemain naturalisasi saja," ucap Hasan Gozali, Presiden Direktur Starting 5.
Aturan naturalisasi ini memang jadi dilema tersendiri. Pasalnya, bila gelombang naturalisasi pemain begitu besar, hal itu pun tidak akan bisa berdampak banyak pada kekuatan tim nasional.
"Ya, soal naturalisasi, hanya ada satu pemain naturalisasi yang diperbolehkan bermain untuk tim nasional," tutur Hasan memberikan penjelasan.
Selain dengan naturalisasi, penambahan kekuatan lain bisa dengan sistem pembolehan penggunaan pemain asing. Untuk hal ini juga masih dalam pembahasan tim-tim peserta.
"Kontrak dan gaji pemain asing terbilang tinggi dan hal ini juga yang masih belum menemukan titik temu soal peraturan penggunan."
"Satu hal yang pasti, kami berharap peta kekuatan di kompetisi kali ini bisa lebih seimbang dan tidak terlalu timpang sehingga makin menarik untuk ditonton," tutur Hasan.
Bukan hanya dengan kontrak pemain asing ataupun naturalisasi, IBL juga tengah menyiapkan formula draft. Selama ini penggunaan draft masih sangat sulit diterapkan di Indonesia.
"Kami akan coba sistem draft di musim kedua IBL tahun depan. Nantinya kami akan bekerja sama dengan Liga Mahasiswa (LIMA) untuk menyusun draft pemain tiap musimnya," ujar Hasan.
Soal draft memang masih belum lazim di Indonesia. Banyak pemain muda berbakat yang sudah bergabung dengan tim junior dari tim-tim yang berlaga di IBL sehingga hal ini bakal jadi benturan bila pelaksanaan sistem draft dilakukan.
"Untuk mengatasi hal itu, ada aturan bahwa tiap tim boleh menyerahkan lima nama pemain junior dan bisa didaftarkan satu orang tiap tahunnya."
"Nanti usai tahun ketiga, sisa dua pemain yang ada tidak lagi berstatus pemain mereka dan harus masuk dalam draft," ujar Hasan membeberkan rencananya.
(ptr/ptr)