Cerita dan Mimpi Haffiz/Rehan di Kudus

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 21:36 WIB
Banyak pebulutangkis muda menyimpan mimpi besar, salah satunya adalah Haffiz Nur Adila/Rehan Naufal Kusharjanto yang berlaga di Kudus saat ini.
Haffiz Nur Adila/Rehan Kusharjanto berharap bisa meraih prestasi tinggi di karier mereka sebagai pebulutangkis. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Kudus, CNN Indonesia -- Dua pemuda berkulit sawo matang dan bertinggi 170 sentimeter berjalan berdampingan memasuki Hall Gelanggang Olahraga (GOR) Djarum Jati. Dari cara berjalan dan berpakaian mereka, terlihat bahwa keduanya bukan penonton biasa.

Jalannya tegap penuh percaya diri dan memakai kostum olahraga bulu tangkis. Keduanya tak banyak bicara, hanya bola mata yang bergerak penasaran mencari tahu bagaimana jalannya pertandingan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia yang resmi digelar perdana hari ini (7/10) sampai 11 Oktober.

Di punggung salah satu dari mereka tertulis, 'Haffiz-Indonesia'. Ternyata mereka berdua adalah pasangan ganda putra U17 Haffiz Nur Adila dan Rehan Naufal Kusharjanto yang pada akhir November lalu menjadi juara nomor ganda putra dalam Singapore Youth International 2014. Ketika itu mereka menjadi juara usai mengalahkan pasangan dari Jepang Hiroki Nakayama/Kodai Naraoka dengan skor 18-21 21-16 dan 25-23.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya turut berpartisipasi di Kejuaraan Bulutangkis Asia kali ini, setelah tahun lalu mereka tersisih di babak delapan besar.

"Kalah lawan Korea di delapan besar. Saya habis main ganda campuran juga pada waktu itu. Karena hanya memiliki jeda 15 menit, stamina saya sudah tak kuat," kata Rehan kepada CNN Indonesia.

"Tahun ini memang lawan-lawannya lebih sulit. Umur kami masih 15 tahun tapi disini kami masuk ke dalam kategori U-17. Jadi ya pasti akan berhadapan dengan yang usia 17 akhir juga, tapi kami tetap ingin jadi juara," ucap Haffiz menambahkan.

Duet Haffiz/Rehan sejauh ini telah menuai banyak prestasi dalam karier mereka sebagai pasangan. Mereka berharap agar terus bisa membawa nama Indonesia lebih baik lagi mendatang.

"Pertama kali juara sama Haffiz itu di USM Semarang. Kami juga pernah juara di Walikota Surabaya, Sirnas Palangkaraya, Singapura, Sirnas Surabaya. Sekarang semua yang kami ikuti ditargetkan juara," ujar Rehan yang ingin seperti pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Mirip Ahsan/Hendra

Jika mendengar mereka berbicara langsung, secara kepribadian, mereka memang agak terlihat seperti duet ganda putra andalan Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Rehan lebih sering menjawab pertanyaan dibandingkan Haffiz, seperti Hendra yang lebih pendiam dibandingkan Ahsan.

Kendati demikian, Hendra/Ahsan bukanlah idola sejati keduanya dalam bulu tangkis.

"Sigit Budiarto, karena ia memiliki power yang sangat kuat," kata Haffiz menyebut pebulutangkis favoritnya.

"Kalau saya, idola bapak saya sendiri (mantan atlet bulu tangkis, Tri Kusharjanto). Dulu mainnya ulet, dan pukulannya juga kuat," ucap Rehan menimpali.

Memiliki ayah yang merupakan salah satu pemain ganda campuran papan atas di dekade 90-an, Rehan jelas sudah akrab dengan bulutangkis sejak kecil.

"Kali pertama Ayah yang lebih aktif mengajarkan bulutangkis pada saya, namun lama kelamaan saya pun akhirnya suka," katanya.

Kedekatan Haffiz/Rehan

Rehan mengaku senang dapat berpasangan dengan Haffiz, seseorang yang ia telah kenal lebih dari dua tahun lamanya. Demikian pula dengan Haffiz.

Dari segi permainan, keduanya pun mengaku sudah cukup pandai berbagi peran. "Biasanya saya main di depan, Haffiz belakang. Saya lebih suka main di depan karena saya suka mengatur ritme permainan," kata Rehan.

"Sementara itu Haffiz di belakang tinggal mengeksekusi bola-bola smash. Pasti lebih susah bermain di depan karena pukulan harus lebih akurat, jadi ketika saya bermain tidak terlalu bagus, maka saya juga rotasi ke belakang," tuturnya melanjutkan.

Keduanya sama-sama menyenangi cara bermain masing-masing.Tidak hanya itu baik Rehan maupun Haffiz sudah sama-sama memahami karakteristik satu sama lain, bukan hanya di lapangan, melainkan juga di luar lapangan.

Haffiz/Rehan adalah salah satu pasangan yang sudah yakin dengan jalan hidupnya di bulu tangkis. "Inginnya sampai tua masih main bulu tangkis, sampai akhir hayat masih megang raket," ujar Rehan. Haffiz pun mengamini perkataan partnernya. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER