Jakarta, CNN Indonesia -- Persib Bandung berharap bisa mengatasi kelemahan mereka yang selalu kebobolan dari sisi sayap bila tak ingin mengakhiri final Piala Presiden dengan kekalahan di tangan Sriwijaya FC.
Persib sukses menunjukkan kehebatan mereka dengan melewati adangan Pusamania Borneo dan Mitra Kukar untuk mendapatkan tiket partai final.
Di empat laga tersebut, Persib juga menunjukkan keganasan mereka dalam hal membobol gawang lawan. Total ada tujuh gol yang dicetak Persib dan hanya pada satu partai saja mereka gagal mencetak gol, yaitu saat bertandang ke markas Mitra Kukar di Tenggarong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari empat laga yang dimainkan Persib di dua babak terakhir, 'Maung Bandung' juga menelan enam gol di gawang mereka.
Statistik ini jelas sangat jauh berbeda dibandingkan dengan performa Persib di babak penyisihan saat mereka tak kebobolan dari tiga laga yang dijalani.
Terlepas dari kualitas Pusamania dan Mitra Kukar yang memang cukup menjanjikan, Persib juga melakukan kesalahan dalam proses terciptanya gol-gol lawan ke gawang mereka.
Dari gol-gol yang ada ke gawang Persib, mayoritas bermula dari serangan di sisi sayap, baik kanan maupun kiri.
"Kami menyadari benar kelemahan kami dalam empat laga terakhir melawan dua tim tersebut. Kami sering kebobolan dalam skema serangan lawan yang datang dari sisi lapangan," ucap pelatih Persib Djadjang Nurdjaman kepada CNN Indonesia.
"Semua itu terjadi karena dua bek sayap kami terlalu asik menyerang sehingga kadang telat saat turun bertahan. Celah itulah yang dimanfaatkan oleh lawan," katanya menambahkan.
Hal itulah yang menurut Djadjang tak boleh diulangi pada laga lawan Sriwijaya. Pasalnya, Sriwijaya memiliki pemain-pemain hebat di sisi sayap yang bisa membahayakan gawang Persib.
"Kami harus bisa lebih jeli dalam melihat posisi di lapangan. Sriwijaya sangat berpotensi menghadirkan bahaya dari sisi sayap, karena mereka memiliki pemain berbahaya seperti TA Musafri dan Titus Bonai yang memiliki kecepatan," kata Djanur.
(ptr/ptr)