Jakarta, CNN Indonesia -- Kasatlak Prima 2014-2015, Suwarno menjelaskan bahwa ia dan timnya sudah memiliki konsep yang bisa membuat Indonesia masuk 10 besar pada Asian Games 2018 mendatang. Konsep inilah yang akan ia berikan sebagai saran pada Kasatlak terpilih, Achmad Sutjipto.
Meski masih berjarak tiga tahun dari sekarang, Suwarno menilai bahwa persiapan yang secepat mungkin dilakukan bisa membawa Indonesia pada kondisi terbaik di Asian Games 2018.
"Dalam kurun waktu dua tahun (terhitung 2016), Indonesia diharapkan bisa masuk dalam 10 besar pada Asian Games mendatang."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsep ini akan saya berikan sebagai informasi pada Kasatlak yang baru nantinya," tutur Suwarno.
Menurut Suwarno, dengan Asian Games di tahun 2018, Indonesia wajib memulai persiapan dengan intensif secepatnya.
Ada 12 cabang olahraga Olimpiade yang bakal diikuti Indonesia yaitu panahan, atletik, bulu tangkis, ekuestrian, rowing, renang, sepeda, angkat besi, bola voli, kano, judo, dan taekwondo.
Daftar 12 cabor ini pula yang bakal jadi andalan Indonesia untuk bisa berprestasi di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
"Tiga multi event yang bakal diikuti Indonesia dibebani target yang tidak ringan, karena itu butuh perbaikan di segala hal."
"12 cabor itu sendiri saat ini sudah menjalani training camp dan try out," kata Suwarno menjelaskan.
Dengan persiapan yang intensif, Suwarno memproyeksikan 12 cabor tersebut bisa menyumbangkan satu medali emas pada Asian Games mendatang.
"Selain 12 cabor Olimpiade, masih ada pula cabor lain seperti karate, pencak silat, wushu bridge, panjat tebing, dan bowling yang bisa jadi cabor andalan di Asian Games."
"Bila tiap cabor tersebut menyumbang satu emas, maka dengan koleksi 18 emas Indonesia bisa duduk di posisi 10 besar," tutur Suwarno memberikan analisa.
Suwarno kemudian juga memberi saran bahwa sebuah training camp panjang tidak akan efektif dengan kultur Indonesia.
"Karakter warga Indonesia sering mengalami homesick bila harus menjalani training camp selama satu tahun penuh di luar negeri."
"Karena itu lebih baik digunakan sistem training camp dan try out selama 3-4 bulan, untuk kemudian break sejenak dengan kembali ke Indonesia selama dua minggu. Setelah itu baru berlanjut lagi ke luar negeri," ujar Suwarno.
Suwarno juga berharap Kasatlak Prima baru dan jajarannya tidak lagi mendapatkan perlakuan seperti yang diterima oleh era dirinya.
"Pada masa saya, try out dan training camp dibatasi tiap cabor, itulah yang terjadi pada persiapan menuju SEA Games 2015 di Singapura," tutur Suwarno.
"Bila hal itu kembali terulang, maka Indonesia akan sulit berprestasi," katanya menambahkan.
(ptr/ptr)