Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden antara Valentino Rossi dan Marc Marquez di balapan GP Sepang, Malaysia, Minggu (25/10) bukan hanya menarik perhatian para pecinta MotoGP di media sosial, tapi bahkan di dunia tenis.
Mantan petenis asal Spanyol, Carlos Moya, juga melontarkan kritik terhadap keputusan Race Director. Menurutnya hukuman untuk Rossi terlalu ringan.
Rossi dan Marquez terlibat aksi saling salip menyalip sejak awal balapan. Rossi yang kehilangan kendali emosi karena melihat manuver Marquez, kemudian terlihat menendang Marquez di tikungan ke-14 putaran ketujuh, menyebabkan pebalap Spanyol tersebut terjatuh dan tak bisa meneruskan balapan.
Pengawas Balapan memutuskan tiga poin penalti untuk Rossi. Karena sebelumnya pernah mendapatkan satu poin penalti, maka total penalti yang dikoleksi Rossi menjadi empat angka. Rossi harus membalap dari grid paling belakang sebagai konsekuensi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Moya, hukuman ini terlalu enteng dan bisa membahayakan kredibilitas MotoGP. Kata-kata ini ia lontarkan melalui media sosial Twitternya, @Charlymoya.
"Saat ini MotoGP bermain-main dengan kredibilitasnya sendiri... Yang harus diutamakan pemasaran atau akal sehat?" kata Carlos seusai Race Director memberikan keputusan.
"Penalti minimum, sangat gampang untuk menyebabkan tabrakan yang bisa berakhir dengan buruk. Mereka bermain-main dengan nyawa. Tapi pertunjukan harus terus berjalan, kan?"
Insiden antara Rossi dan Marquez sendiri terus memantik perdebatan. Pebalap Yamaha sekaligus saingan terberat Rossi dalam perebutan gelar juara, Jorge Lorenzo, juga berpendapat sama dengan Moya.
Baginya, hukuman paling pantas untuk Rossi adalah jika Rossi mendapatkan nilai nol karena Marquez juga tidak mendapatkan nilai apapun karena insiden tersebut.
Sementara itu, Bos Yamaha mengatakan bahwa Rossi hanya terdesak karena manuver-manuver Marqeuz memang sengaja dibuat untuk membuatnya kesal.
(vws)