Inisiator Tim Nasional Palsu Catut Nama Kemenpora

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 21:20 WIB
Nama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Tim Transisi dicatut oleh pihak tak bertanggung jawab untuk membentuk tim nasional pelajar.
Kemenpora jadi korban penipuan karena namanya dicatut oleh sebuah event organizer bernama Kampiun Indonesia. (CNN Indonesia/ M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Tim Transisi dicatut oleh pihak bernama Kampiun Indonesia untuk membentuk tim nasional pelajar U-13. Saat ini, tim tersebut tidak bisa pulang usai berlaga di Filipina.

Kegembiraan Tim nasional pelajar U-13 yang dibentuk Kampiun Indonesia usai menjadi juara dalam International Invitational Youth Football Tournament Pinas CUp Philipina yang digelar pada 27-30 Oktober 2015 berubah menjadi kecewa. Pasalnya mereka tidak bisa pulang dari Filipina.

Belum jelas apa sebabnya mereka masih tertahan di Filipina namun salah satu rumor yang beredar ketidakpulangan mereka adalah akibat dari kelalaian pihak penyelenggara, Kampiun Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang membuat tim tersebut makin kecewa adalah setelah mereka mengetahui bahwa pembentukan tim ini sama sekali tidak diketahui oleh Kemenpora dan Tim Transisi. Itu berarti klaim penunjukkan Kemenpora dan Tim Transisi kepada Kampiun Indonesia adalah palsu.

"Katanya Kampiun ditunjuk oleh Kemenpora sebagai EO untuk program TC (Training Camp). Setelah kita klarifikasi tadi, ternyata suratnya palsu. Kampiun Indonesia memalsukan surat tim transisi atas nama Pak Bibit Samad Riyanto, ini kan persoalan pidana."

"Semua atas nama Kemenpora seperti surat penunjukkan EO, disposisi Kemenpora untuk Tim Transisi, surat Tim Transisi menunjuk kampiun Indonesia ternyata palsu," ucap Kuasa Hukum Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cerdas Bangsa, Martin Siwabessy.

Martin pun berterima kasih kepada pihak Kemenpora karena telah menerima mereka dengan baik dan menerangkan duduk persoalan yang terjadi di kasus timnas pelajar ini.

"Hal ini juga akan membantu kita membuka persoalan kenapa sepak bola usia dini kita tidak maju-maju," kata Martin.

Total rombongan Timnas pelajar U-13 Kampiun Indonesia adalah 24 orang. Martin menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah memulangkan sisa 11 orang pemain dan 2 official dari Manila ke Indonesia.

Kemenpora Bakal Panggil Kampiun Indonesia

Martin juga mengabarkan bahwa Kampiun Indonesia ini akan segera dipanggil oleh Kemenpora untuk diminta klarifikasinya. Sebagai Kuasa Hukum, Martin pun akan meminta klarifikasi kepada Kampiun Indonesia.

"Kenapa mereka bawa-bawa nama Kemenpora? Dan yang kedua, apa yang menjadi urgensi kampiun menghubungi para orang tua untuk meminta uang?"

"Saya mendengar jumlah uang yang diminta variatif, mulai dari 5-10 juta rupiah. Kerugian yang dicapai total ratusan juta, tapi ini masih perlu telusuri lebih dalam," tutur Martin.

Martin menegaskan bahwa pihaknya sudah pasti akan mengambil langkah hukum, baik pidana maupun perdata untuk kasus ini."

"Tim tersebut sudah mengharumkan nama bangsa namun tidak bisa pulang. Dalam kasus ini juga ada tuduhan tindak pidana."

"Selain itu kemungkinan kami juga akan melayangkan gugatan perdata meski belum bisa menjabarkan secara detail untuk hal itu," kata Martin.

Ahmad Yari, wali murid dari Achmad Zein Nur Alif, salah satu pemain yang masih tertinggal di Filipina, berharap hal ini dapat segera diselesaikan.

"Saya berusaha tegar menghadapi ini semua. Semoga mereka bisa segera kembali dan semua permasalahan ini cepat terselesaikan," katanya.

Gatut Hari Suparjanto, penanggung jawab tim ini sendiri dikabarkan sudah pulang terlebih dulu dan kini berada di Singapura.

Para orang tua pemain dan pengacara baru mengetahui bahwa Kemenpora tidak pernah membuat keputusan pembentukan tim nasional pelajar U-13 dan tidak pernah menyerahkan pembentukan tersebut pada Kampiun Indonesia


Kemenpora Tak Cuci Tangan

Meski jadi korban penipuan karena namanya dicatut oleh pihak Kampiun Indonesia, Kemenpora mengaku siap membantu proses pemulangan para pemain yang tertinggal di Filipina.

"Soal biaya tiket akan kami urus dan segera kami siapkan. Kami harap para anak-anak tersebut sudah bisa tiba di Indonesia pada Kamis malam. Kami pun akan coba terus berkoordinasi dengan KBRI," ujar Deputi IV Kemenpora Djoko Pekik.

Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Gatot S. Dewa Broto, pun menuturkan bahwa Kemenpora akan aktif mengurus dan membongkar kasus ini.

"Tidak ada pengiriman U-13 dari Kemenpora. Aneh, kop surat mereka kemenpora tapi tanda tangannya Tim Transisi. Pak Bibit pun tidak merasa tanda tangannya itu miliknya."

"Kami juga akan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri untuk. Kami tidak bisa melepaskan kasus ini dan akan turun tangan," kata Gatot berjanji. (ptr/ptr)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER