Jakarta, CNN Indonesia -- Jorge Lorenzo mengakui bahwa dirinya mengawali MotoGP musim 2015 dengan buruk. Saat itu bahkan dirinya tidak membayangkan bisa jadi juara dunia di akhir musim.
Lorenzo gagal meraih kemenangan di tiga seri awal di Qatar, Amerika Serikat, dan Argentina. Bukan hanya itu, Lorenzo bahkan tak pernah berdiri di atas podium, padahal di saat bersamaan Rossi memenangi dua dari tiga seri awal.
"Saya tak pernah membayangkan bisa meraih titel juara dunia setelah start buruk yang saya lakukan di awal musim."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dua seri awal benar-benar mimpi buruk bagi saya. Kami memiliki potensi namun lantaran sejumlah alasan kami gagal untuk sekadar naik ke podium," ucap Lorenzo seperti dikutip dari Crash.
Pada seri Qatar, Lorenzo mengalami masalah dengan helm yang digunakannya, di Austin (Texas) tidak tampil 100 persen, sedangkan di Argentina mengalami masalah dengan ban.
"Setelah tak pernah naik ke podium dan tertinggal 29 poin, akhirnya kami menemukan setelan motor yang pas. Hal itulah yang menuntun kami memenangkan empat seri beruntun," tutur Lorenzo.
Meski mendapatkan momentum untuk bangkit dan mengejar Rossi dalam pengumpulan poin di klasemen, Lorenzo tak pernah benar-benar memiliki keunggulan poin atas Rossi.
"Kami mampu tampil baik dalam sejumlah seri namun juga terkadang mendapatkan momen buruk di sejumlah seri lainnya."
"Saya kadang tampil bagus di sesi latihan namun tak terlalu bagus saat perlombaan terutama ketika hujan turun. Di Misano (San Marino) saya terjatuh dan hal itu membuat saya kehilangan banyak poin," ucap Lorenzo.
Di tiga seri terakhir, Lorenzo sendiri masih tertinggal 17 poin. Namun akhirnya ia mampu memangkas selisih poin, bahkan unggul lima angka di akhir perlombaan.
"Akhirnya saya beruntung bisa menutup seluruh defisit poin. Banyak drama yang terjadi namun saya akhirnya mampu menggenggam titel juara dunia di tangan saya."
"Butuh perjuangan keras untuk mendapatkan titel juara dunia dan bisa jadi ini perlombaan terberat dalam karier saya karena banyaknya tekanan mulai dari start hingga saat saya memacu motor," ucap pebalap yang sudah mengoleksi lima gelar juara dunia di seluruh nomor ini.
(ptr/ptr)