Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah berbulan-bulan mengancam menarik diri dari Formula 1 karena tidak mendapatkan mesin yang kompetitif, pemimpin tim balapan Red Bull, Christian Horner, memastikan timnya akan terlibat dalam musim 2016 nanti.
"Kami berkomitmen untuk berada di F1 tahun depan dan juga di mesin depan," kata Horner kepada
BBC Sport. "Kami sedang bekerja keras untuk menyiapkan diri sekompetitif mungkin."
BBC Sport menduga bahwa Red Bull akan terus menggunakan mesin Renault meski kedua pihak akan memiliki perjanjian kontrak yang berbeda. Meski demikian, Horner belum mau memberikan konfirmasi tentang hal ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap bahwa kami bisa mengumumkan rencana kami dalam balapan penutup musim (di Abu Dhabi dua pekan lagi)," kata Horner.
Red Bull adalah tim yang mendapatkan gelar juara dunia selama empat musim berturut-turut pada periode 2010 hingga 2013. Akan tetapi, mereka mengalami kesulitan pada dua musim berikutnya setelah Formula 1 menerapkan aturan baru mengenai mesin -- di antaranya adalah tidak boleh ada pengembangan mesin selama musim berlangsung.
Pada dua musim itu, Mercedes tampil menggantikan Red Bull sebagai penguasa F1.
Atas ketidakmampuan untuk bersaing dengan Mercedes, Red Bull berulang kali mengeluhkan masalah mesin mereka di depan publik. Hal ini yang kemudian memperburuk hubungan Red Bull dan Renault, pabrikan asal Perancis yang menyuplai mesin Red Bull.
Bulan lalu, Red Bull dan Renault pun mengambil kesepakatan untuk mengakhiri kontrak kerja sama mereka lebih awal satu tahun dari yang seharusnya.
Semula, Red Bull berusaha membujuk Mercedes untuk memasok mesin untuk mereka. Ide tersebut ditolak mentah-mentah oleh Mercedes. Demikian juga dengan Ferrari yang mengatakan bahwa mereka hanya mau memberikan mesin 2015 mereka untuk Red Bull musim depan.
Upaya terakhir Red Bull adalah untuk mendekati Honda yang musim ini memutuskan kembali ke F1 sebagai penyuplai mesin McLaren. Akan tetapi, McLaren juga menolak Red Bull karena merasa bahwa Red Bull akan mendapatkan keuntungan dari pengembangan mesin yang mereka lakukan selama satu tahun terakhir.
Tiga penolakan tersebut mendorong Red Bull untuk mempertimbangkan untuk bekerja sama kembali dengan Renault.
(vws)