Claudio Ranieri Belum Habis

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 17:45 WIB
Dipecat oleh timnas Yunani setelah empat laga melatih tak membuat Claudio Ranieri terpuruk. Bersama Leicester City ia kini bangkit kembali.
Sempat gagal bersama timnas Yunani, Claudio Ranieri kini nyaris mencapai targetnya bersama Leicester City. (Shaun Botterill/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berada di puncak klasemen Liga Inggris tak membuat pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, lupa diri. Ia justru memprediksi angin yang menerpa kesebelasannya akan segera bertiup kencang dan mengempaskan Leicester ke bawah.

Badai tersebut, menurut Ranieri, akan datang dalam bentuk jadwal padat menghadapi tim-tim papan atas.

"Masa-masa sulit segera datang," kata Ranieri kepada Gazzetta dello Sport. "Hingga tahun baru nanti, kami akan menjalani pertandingan-pertandingan sulit melawan Manchester United, Swansea, Chelsea, Everton, Liverpool, dan Manchester City."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ranieri baru saja membawa Leicester merebut status pimpinan klasemen Liga Primer Inggris dari tangan Manchester City, di pekan ke-13. Hal ini ia raih setelah mengalahkan Newcastle United 3-0 sementara City ditundukkan Liverpool 1-4 di Stadion Etihad.

Ranieri tak mau jemawa dengan hasil tersebut. Baginya, ia belum mengubah targetnya di musim ini bersama Leicester, yaitu merebut 40 poin demi mengamankan status Leceister bertahan di Liga Inggris. Kini hanya selisih 12 poin yang memisahkan Ranieri dengan targetnya dan masih ada maksimum 75 poin tersedia untuknya dari 25 pertandingan.

Sebagian kepuasan dari pencapaian itu datang dari keberhasilan Ranieri membalas kritikan, terutama karena di pekerjaan sebelumnya ia gagal total bersama Yunani. Dikontrak oleh timnas Yunani selama dua tahun, Ranieri dipecat usai kalah dari Kepulauan Faroe di pertandingan keempatnya.

Catatan Ranieri bersama Yunani juga tak sedap untuk dibaca: satu kali imbang dan tiga kalah.

"Saya bisa menunjukkan bahwa tidak seperti ucapan banyak orang, saya belum habis," katanya pada wawancara itu.

Kesuksesan Ranieri bersama Leicester itu juga setidaknya membuktikan kepada publik Inggris bahwa ia bukan pelatih yang buruk-buruk amat dibandingkan Jose Mourinho.

Pelatih asal Portugal itu dipilih Roman Abramovich untuk menggantikan dirinya sebagai pelatih Chelsea pada 2003 silam. Mourinho lalu mengantarkan Chelsea ke tangga juara menggunakan skuat yang tulang punggungnya dipilih oleh Ranieri.

Ranieri tak menyimpan dendam pada Mourinho, atau senang melihat Chelsea kini terseok-seok di papan bawah klasemen Liga Inggris.

"Saya tetap percaya ia akan mencapai empat besar," kata Ranieri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER