Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berpeluang memberi bantuan kepada Kemenpora baik secara materi maupun non-materi terkait renovasi fasilitas olahraga yang ada di area Gelora Bung Karno (GBK) untuk persiapan Asian Games 2018.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, menerangkan hasil dari renovasi GBK nantinya harus seperti pada 1962 silam, namun dengan nuansa yang lebih modern.
Siang ini (15/12) Kemenpora melakukan pertemuan bersama perwakilan Sekretariat Negara dan Kementrian PUPR untuk membicarakan renovasi GBK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena perintah Presiden, kalau perlu tiap pekan harus rapat. Apa hasil dari rapat tadi? Ya, hasilnya tinggal identifikasi persoalan. Apa yang menjadi masalah dengan renovasi?" kata Gatot di ruang media Kemenpora.
"Tadi saya dapat info dari Pak Sesmenpora (Alfitra Salamm) bahwa Kemenpora ditanya sama pihak PUPR, 'Berapa tempo hari yang disetujui oleh DPR, Rp500 miliar kan ya?'. Kementrian PUPR mempertimbangkan kalau bisa yang berbau pembangunan fisik itu langsung disupervisi oleh mereka."
Gatot juga mengungkapkan bahwa Kementrian PUPR juga mempertimbangkan agar biaya renovasi GBK dikembalikan ke angka 765 miliar rupiah seperti saat kali pertama diusung oleh Kemenpora.
"Nanti sisanya dari PUPR. Tapi Kementerian PUPR masih menunggu analisa dari Kemenpora terkait ini. Namun, dengan ini tugas kami (Kemenpora) lebih ringan tentunya," ucap Gatot.
Gatot menerangkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) nanti hanya akan direnovasi, tidak dirombak secara total.
"Berbeda dengan equestrian yang harus dirombak besar. Kalau stadion renang, ada kemungkinan hampir 90 persen dirombak. Kenapa disisain 10 persen? Supaya tidak melanggar cagar budaya. Kemudian Istora Senayan judulnya nanti adalah renovasi," ujar Gatot.
(har)