Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada yang instan untuk mencapai sesuatu, termasuk olahraga. Hal tersebut diutarakan Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Achmad Sutjipto, saat menjadi pembicara dalam workshop pengenalan strategi peningkatan prestasi di multi-event 2016-2018 di Hotel Grand Tropic Suite, Jakarta, Sabtu (5/12).
Pria yang baru dilantik menjadi ketua Satlak Prima pada akhir Oktober lalu itu mengatakan, dunia olahraga dewasa ini sudah berkembang menjadi bisnis yang sangat keras dan penuh tantangan.
"Diperlukan komitmen yang luar biasa untuk membangun olahraga Indonesia. Komitmen yang biasa-biasa saja tidak bisa mengangkat ketertinggalan kita dari negara-negara lain. Kita harus berani menggunakan cara-cara baru, harus ada preferensi dan pedoman," ujar Sutjipto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Olahraga prestasi tidak bisa lagi dikelola dengan cara-cara yang kita lakukan sebelumnya. Secara IPTEK, tidak ada yang tidak dapat kita capai, tapi tidak ada jalan pintas. Ada langkah-langkah yang harus kita lalui," sambungnya.
Langkah-langkah tersebut antara lain membuat strategi pembenahan olahraga Indonesia dengan tujuan dan proses yang jelas. Disertai visi dan misi yang dielaborasi sampai ke para Pengurus Besar (PB) cabang olahraga.
Satlak Prima, ucap Sutjipto, mesti bekonsentrasi pada sistem kepelatihan, terutama penataan hubungan dengan para PB.
"Relasi PB dengan kami menyangkut supervisi,
monitoring, evaluasi, kontrol dan koordinasi. Kemudian kami juga harus melibatkan aplikasi
sport science (High Performance Program) yang meliputi kekuatan dan kondisi atlet, aplikasi ilmu olahraga,
performance planning, serta teknologi informasi," tegas Sutjipto.
Mendatang Sutjipto berharap Satlak Prima dapat membuka akses terhadap pelatih dan konsultan olahraga internasional, dan menyusun struktur kompetisi yang berkualitas. Kemudian juga menciptakan
high performance environment, di mana bibit-bibit atlet dapat tumbuh dengan lebih baik.
Selain itu, Satlak Prima diklaim Sutjipto juga harus berkonsentrasi dengan
performance profiling atau pendataan atlet.
"
Performance profiling adalah salah satu cara untuk memonitor dan menutup jarak dari kualitas para atlet. Dari sekarang sampai Agustus semuanya sudah harus terdata dengan baik," katanya.
Sutjipto pun berpendapat raihan prestasi olahraga Indonesia sekarang ini belum menunjukkan potensi anak bangsa yang sesungguhnya.
Namun, dia menegaskan seluruh pihak yang terlibat harus yakin jika para atlet dapat dibina dengan lebih sistemik dan dengan pola yang baik, pasti prestasi lebih meningkat.
"Tapi sehebat apapun program atlet tersebut, tidak bisa berjalan kalau tidak didukung pemerintah," ujarnya.
(har)