Satlak Prima Bersyukur KONI Tidak Pakai Logo Lima Ring

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Des 2015 18:12 WIB
Konflik berkepanjangan merupakan ancaman internal yang terdapat dalam dunia olahraga Indonesia saat ini, di samping sistem birokrasi yang berlapis-lapis.
Ketua Satlak Prima, Achmad Sutjipto, lega salah satu permasalahan antara KONI dan KOI bisa diselesaikan. (Getty Images/Lintao Zhang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan KONI, Jumat (4/12), untuk tidak lagi menggunakan logo lima ring yang sama seperti yang digunakan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) membuat banyak pihak bersyukur. Salah satunya adalah Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

Betapa tidak, logo lima ring tersebut merupakan salah satu penyebab hubungan antara KONI dengan KOI menjadi tidak akur selama ini dan berimbas kepada macetnya prestasi olahraga di Indonesia. Begitu pun pengaruhnya terhadap kinerja Satlak Prima.

"Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dari Satlak Prima yang terpenting adalah dari sisi ancamannya. Ancaman paling berat yang ada dalam olahraga Indonesia adalah konflik yang berkepanjangan," ucap Ketua Satlak Prima, Achmad Sutjipto, dalam acara workshop di Hotel Grand Tropic Suite, Jakarta, Sabtu (5/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah kemarin KONI-KOI sudah selesai masalah lima ring, dan ini pasti mempunyai pengaruh tersendiri kepada Satlak Prima," sambungnya.

Sebelumnya, KONI dan KOI bersitegang karena logo lima ring. KONI dilarang menggunakan logo lima ring yang merupakan simbol Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan anggotanya, dalam hal ini KOI.

Konflik berkepanjangan merupakan ancaman internal yang terdapat dalam dunia olahraga Indonesia saat ini, di samping sistem birokrasi yang berlapis-lapis.

Sementara prestasi kompetitor Indonesia yang semakin gemilang dan pola naturalisasi yang masih banyak dianut banyak cabang olahraga, menjadi ancaman eksternalnya. Untuk itu, Sutjipto memiliki solusi tersendiri bagi olahraga Indonesia di masa mendatang.

"Saya berpendapat sudah saatnya para pelatih kita punya asosiasi profesional. Sekarang para pelatih masih dipegang PB (Pengurus Besar)," tegas Sutjipto.

"Oleh karena itu, Satlak Prima harus memiliki paradigma baru terhadap perkembangan olahraga Indonesia ke depan," katanya. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER