Boxing Day, Hibur Penonton Hingga Eksploitasi Pemain

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 25 Des 2015 18:47 WIB
Saat suporter di negara lain tak bisa menikmati aksi tim kesayangan lantaran libur Natal, suporter di Inggris bisa melakukan hal tersebut.
Memphis Depay akan menjalani pengalaman pertama bermain di Boxing Day. (Reuters / John Sibley)
Jakarta, CNN Indonesia -- Natal adalah waktunya berkumpul bersama keluarga dan menikmati waktu santai. Menonton sepakbola bisa jadi salah satu opsi utama yang dipilih warga Inggris.

Sehari setelah merayakan Natal, 10 pertandingan Liga Inggris digelar. Hal ini tentu merupakan berkah tersendiri bagi para suporter klub Liga Inggris. Berkumpul bersama keluarga dan menyaksikan aksi tim kesayangan adalah perpaduan yang menyenangkan. Tim favorit menang di akhir pertandingan kemudian bisa jadi tambahan kebahagiaan.

Sejarah Boxing Day dalam sepakbola Inggris sendiri terdiri dari beberapa versi. Dalam artian umum, Boxing Day sendiri adalah hari ketika pegawai mendapatkan kotak hadiah dari para bos mereka. Tradisi ini ada pada sekitar tahun 1830-an.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Guardian, pertandingan sepakbola yang tercatat pertama kali berlangsung pada 1860 antara Sheffield FC melawan Hallam FC. Ketika itu Sheffield menang 2-0.

Dua tahun kemudian, kedua tim kembali bertemu pasca Natal dalam rangka pertandingan amal guna menggalang dana untuk para tentara yang terjun perang.

Pada malam Natal 1898, laga antara Sunderland lawan Newcastle United jadi laga perdana pada Natal yang masuk dalam kalender liga.

Saat itu, tercatat para pendukung Newcastle memenuhi kereta dan pergi menonton tim kesayangan mereka di markas Sunderland. Pendukung Newcastle bersorak karena tim mereka menang 3-2 di akhir pertandingan.

Salah satu momen berkesan tentang laga Boxing Day yang tercatat dalam sejarah adalah pertandingan sepakbola antara tentara Inggris lawan tentara Jerman di tahun 1914. Ketika itu mereka tengah berperang dan rela menurunkan senjata untuk bermain sepakbola.

Meskipun keaslian cerita ini cukup banyak mendapat keraguan, namun kisah ini sudah menjadi dongeng tentang laga sepakbola di waktu Natal (Boxing Day) pada masa lampau.

Eksploitasi Pemain

Berangkat dari sejarah panjang itulah, Liga Inggris akhirnya memutuskan untuk meneruskan tradisi menggelar pertandingan di masa Natal. Tujuannya untuk memberikan 'hadiah' bagi para penggemar sepakbola yang tengah menikmati waktu liburan mereka.

Pada tahun 50-an, pertandingan bahkan sempat digelar persis pada tanggal 25 Desember sebelum akhirnya keputusan berubah seperti saat ini.

Boxing Day menjadi salah satu ciri khas Liga Inggris. Ketika liga lain memilih meliburkan diri di akhir tahun, para pemain Liga Inggris justru sibuk bertarung dengan jadwal pertandingan yang padat dan dalam waktu singkat.

Berawal dari niat untuk memberikan hiburan bagi penonton, Boxing Day kemudian menjelma jadi jurus untuk mendapatkan pundi-pundi besar. Di saat liga lain libur, keberlangsungan Liga Inggris di momen tersebut tentu membuat kontrak hak siar melejit.

Terlebih bila melihat fakta bahwa secara umum pun kontrak hak siar Liga Inggris saat ini memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan liga lainnya.

Dengan tingginya kontrak hak siar, Boxing Day pun kemudian tak lagi 'murni' bertujuan memberikan hiburan bagi suporter yang tengah menikmati masa liburan bersama keluarga.

Kritikan pun sejatinya terus disuarakan namun sejauh ini Liga Inggris tetap bertahan dengan tradisinya memainkan Boxing Day.

Dengan adanya Boxing Day, maka tim-tim Inggris bisa memainkan tiga pertandingan dalam kurun waktu sekitar 10 hari. Boxing Day pun menghapus kesempatan pemain-pemain Liga Inggris untuk 'bernafas' sebelum paruh kedua kompetisi dimulai.

Ditambah dengan adanya dua piala domestik, Piala Liga dan Piala FA, jelas kompetisi sepakbola Inggris menjadi yang terpadat dan terkeras dibandingkan liga elit lainnya.

Hal itu membuat resiko cedera dan kelelahan pemain-pemain yang bermain di Liga Inggris menjadi lebih besar.

Meskipun kritikan terus mengalir, Liga Inggris saat ini setidaknya akan tetap bisa bertahan pada posisinya untuk terus menggelar Boxing Day.

Status mereka sebagai Liga nomor satu dunia dengan bayaran besar plus persaingan paling kompetitif memungkinkan mereka untuk memaksa para pemain yang ada di dalamnya melakukan hal itu. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER