Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua pelaksana turnamen Piala Jenderal Soedirman (PJS), Hasani Abdulgani, menyanggah anggapan kompetisi kali ini lebih sepi ketimbang Piala Presiden beberapa bulan lalu.
PJS akhir pekan ini memasuki babak semifinal yaitu mempertemukan Mitra Kukar dengan Arema Cronus di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, pada Sabtu (9/1), semetara Pusamania Borneo FC menjamu Semen Padang di Stadion Segiri, Samarinda pada keesokan harinya.
Berikutnya di putaran kedua Semen Padang akan menjamu Pusamania Borneo FC di Stadion Haji Agus Salim Kabau Sirah (16/1), dan Arema Cronus menjamu Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mata Hasani, format yang berbeda dengan Piala Presiden membuat keriuhan PJS juga berbeda.
"Sebenarnya tidak juga. Begini, mengapa lebih ramai di Piala Presiden, karena dari babak delapan besar sudah home-away. Jadi euforianya dapat. Sedangkan sekarang delapan besarnya kami bikin home tournament.
Hasani kemudian menegaskan bahwa sambutan kurang meriah baru terjadi ketika tim tuan rumah tidak bermain.
"Di babak penyisihan di Malang maupun di Bali, rata-rata kalau tuan rumah main itu ramai. Penonton menurun waktu kami bermain di Solo dan Sleman. Ternyata sepak bola belum bisa dinikmati sebagian penonton. Orang menonton itu untuk membela timnya, itu yang kelihatan di Piala Sudirman maupun Piala Presiden," kata Hasani kepada para awak media di 100 Bar Hotel Atlet Century usai jumpa pers, Selasa petang (4/1).
CEO dari Mahaka Sports kemudian meminta agar publik menunggu babak semifinal sebelum memberikan vonis turnamen ini sepi peminat.
"Pembuktiannya akan kita lihat di semifinal ini. Penuh tidak penonton di Padang Samarinda, dan Malang? Kalau kosong mari kita tulis Piala Presiden lebih banyak penontonnya," katanya.
(vws)