Jakarta, CNN Indonesia -- Jika wajah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo tidak akan menghilang dari penghargaan Ballon d'Or dalam waktu dekat, maka bisa jadi Anda akan merindukan muka dari Sepp Blatter.
Blatter saat ini sedang menjalani sanksi larangan berkegiatan di dunia sepak bola selama delapan tahun yang dijatuhkan Komite Etik FIFA. Artinya, Blatter memang tak mungkin menghadiri malam penghargaan yang digelar di Zurich, kota yang jadi markas besar FIFA, Senin (11/1) malam.
Selama lima tahun terakhir, pria berusia 79 tahun itu nyaris tak pernah absen dalam ajang tersebut mengingat statusnya sebagai presiden FIFA. Ia tiga kali menyerahkan penghargaan itu kepada Lionel Messi dan dua kali untuk Ronaldo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blatter juga yang menjadi sosok penting meleburnya dua ajang penghargaan yaitu Pemain Terbaik FIFA dan Ballon d'Or dari majalah France Football, menjadi FIFA Ballon d'Or.
Menurut juru bicara Blatter, Klaus Stoehlker, pelarangan ini membuat Blatter sangat kecewa dan bahkan akan terlalu kecewa untuk sekadar menyaksikannya dari layar televisi.
"Menjadi sangat konyol karena ia tidak bisa datang ke Ballon d'Or. Semua orang terkait sepak bola akan berada di Zurich pekan depan sementara ia disanksi," kata Stoehlker seperti dikutip dari
Sky Sports. "Penghargaan ini adalah 'anaknya'. Ini sangat berarti untuknya."
Kekecewaan Blatter ini dirasakan juga oleh keluarganya. Dikabarkan media
Swiss Blick, putri, menantu, cucu, dan juga dua saudara lelaki Blatter tidak akan terbang ke Zurich meski mendapatkan undangan dari FIFA. Hal itu adalah bentuk solidaritas untuk Blatter.
Stoehlker kemudian berujar Blatter saat ini sangat sibuk menyiapkan banding terhadap sanksi Komite Etik.
Blatter dihukum di akhir Desember karena pernah mengalirkan uang senilai dua juta Swiss francs kepada presiden UEFA, Michel Platini. Blatter mengaku bahwa uang tersebut adalah pembayaran jasa konsulitasi Platini pada pekerjaan di awal 2000-an.
Selain Blatter, Platini juga dihukum sanksi delapan tahun atas kasus yang kini masih diselidiki otoritas keamanan Swiss.
(vws)