Jakarta, CNN Indonesia -- Chef De Mission Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari menyoroti kondisi Maria Londa yang tidak memiliki fasilitas memadai untuk latihan jelang Olimpiade Brasil 2016 ketika mengunjungi Maria di Bali, Kamis (21/1).
Maria adalah peraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, dengan lompatatan 6,55 meter. Ia melanjutkan torehan emasnya di SEA Games setahun kemudian saat melakukan lompatan sejauh 6,70 meter.
Jarak tersebut membuat Maria memenuhi limit Olimpiade.
Maria yang baru sembuh dari cedera tiga bulan kini menjalani latihan di Kuta, Bali, bersama pelatihnya I Ketut Pageh. Ia berpindah-pindah tempat dari satu pantai ke pantai lainnya ketika melakukan latihan lompat, sementara untuk melatih daya ketahanan dan kekuatan ia berlatih di pelataran sebuah hotel. Atlet 25 tahun itu bahkan sempat mejalani latihan di bawah guyuran hujan ketika CNNIndonesia.com melihat latihannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pageh mengatakan bahwa mereka sebenarnya membutuhkan lintasan sintetis untuk latihan, tapi Bali belum mempunyai fasilitas tersebut.
“Jadi kami berlatih nomaden. Hari ini di halaman cottage, besok di gym, setelah itu di stadion, dan besoknya bisa di pantai. Kami memerlukan lintasan sintetis kalau bisa. Tapi, jika tidak ada pun kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin,” ujar pelatih yang menemukan talenta Maria sejak kelas enam SD tersebut.
Okto kemudian menawarkan alternatif tempat latihan untuk membantu Maria.
“Saya merasa miris melihat kondisi seperti ini. Seorang juara Asian Games tidak mempunyai tempat latihan yang layak. Ini memang bukan area kerja CDM, tapi kami akan berusaha membantu semaksimal mungkin,” kata Okto.
Sebelum berlaga di Olimpiade 2016, Maria akan menjalani satu tryout pada bulan Juni yaitu di Taiwan Terbuka.
Kunjungan Okto ke tempat latihan Maria adalah dalam rangka konsolidasi jelang Olimpiade 2016. Sebelumnya, ia telah mendatangi pelatnas bulu tangkis, voli, dan panahan.
(vws)