Jakarta, CNN Indonesia -- Stoke City akan melakoni partai hidup mati dalam laga leg kedua semifinal leg kedua Piala Liga melawan tuan rumah Liverpool di Stadion Anfield.
Pada laga leg pertama Stoke City kalah 0-1 dari Liverpool di kandang, Stadion Brittania. Atas dasar itu skuat asuhan Mark Hughes itu harus menang setidaknya 2-1 dalam waktu normal untuk lolos langsung ke partai final.
Inilah tiga hal yang perlu diperhatikan skuat asuhan Mark Hughes itu untuk menggagalkan peluang Liverpool lolos ke partai final.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Gencar Menyerang Gawang LiverpoolLaga Liverpool kontra Norwich City pada akhir pekan lalu haruslah menjadi pelajaran Stoke saat laga yang berlangsung di Anfield pada Rabu (27/1) dini hari WIB.
Buruknya koordinasi pertahanan Liverpool harus dimanfaatkan Bojan Krkic dkk untuk mengincar gol dan memburu keunggulan agregat.
Marko Arnautovic yang dinobatkan sebagai satu dari sepuluh winger terbaik paruh pertama musim 2015/16 mesti memanfaatkan kelengahan lini pertahanan Liverpool guna mengirim
assist.
Sementara itu, siapapun penyerang yang digunakan manajer Mark Hughes harus mampu membuka ruang agar dapat menciptakan gol. Mame Diouf atau Peter Crouch mungkin akan menjadi pilihan kedua setelah Krkic untuk ujung tombak. Namun, tak menutup kemungkinan salah satu dari dua pesepak bola itu dimainkan sebagai starter untuk menjadi penyerang sentral.
2. Bola MatiSalah satu kelemahan Liverpool adalah menghadapi bola mati. Buruknya koordinasi pertahanan, dan lemahnya Simon Mignolet dalam membaca arah bola dan permainan saat skema bola mati menjadi hal yang patut diincar Stoke. Akhir pekan lalu, sebanyak tiga dari empat gol Norwich City tercipta dengan awal skema bola mati.
Tak hanya laga melawan Norwich, dalam tiga laga dari lima laga terakhir lainnya, skema itu pun berujung pada gol ke gawang Mignolet.
Saat melawat ke kandang Exeter pada partai pertama Piala FA, gawang Liverpool kebobolan dari bola mai. Partai itu berakhir 2-2 sehingga laga harus diulang di Anfield.
 Pada paruh musim pertama 2015/16, Stoke City diibaratkan Barcelona. (Reuters / Alex Morton) |
Berikutnya saat menjamu Arsenal pada 13 Januari 2016, Liverpool yang sempat dua kali unggul harus merasakan skor imbang berawal dari skema bola mati yakni sepak pojok.
Terakhir, sebelum laga akhir pekan lalu, Liverpool kalah dari Manchester United di Anfield pun berawal dari skema bola mati.
Kegagalan mengawal Marouane Fellaini dalam situasi bola mati berujung pada gol heboh Wayne Rooney.
3. Manfaatkan Kelemahan Penjaga GawangSalah satu titik lemah Liverpool sepanjamg musim iniadalah di lini pertahanan.
Simon Mignolet merupakan salah satu kiper yang memiliki reflek bagus dalam mengantisipasi tembakan terutama jarak dekat.
Namun, kiper internasional Belgia itu tak cukup baik dalam mengantisipasi skema permainan menyerang yang dilakukan lawan.
Sayangnya, kiper kedua Adam Bogdan pun tak jauh lebih baik.
Hal itu terjadi ketika melawan Exeter pada partai pertama Piala FA. Bogdan tak mampu mengantisipasi sepak pojok yang kemudian berbuah gol ke gawang yang dikawalnya.
Sepanjang musim ini, Bogdan baru dua kali bermain menjaga gawang Liverpool. Sepanjang itu, Liverpool tak pernah menang, dan gawang Bogdan kebobolan lima kali.
Permainan ala Barcelona yang membuat Stoke dijuluki sebagai Stokelona pada paruh pertama musim 2015/16 perlu kembali ditunjukkan di Anfield pada dini hari nanti.
Tembakan-tembakan jarak jauh atau yang terukur pun perlu dipraktekkan untuk menciptakan peluang menciptakan gol ke gawang Liverpool.
(kid)