Sulitnya Dapat Dana untuk F1, Rio Haryanto Bukan yang Pertama

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Selasa, 09 Feb 2016 18:49 WIB
Mantan pebalap tes Mercedes lebih memilih karier balap di Formula E karena ia dibayar, bukannya membayar hingga 20 juta euro untuk membalap di F1.
Ilustrasi Formula 1. (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak kunjung jelasnya masa depan Rio Haryanto di dunia Formula One (F1) ternyata bukan kali pertama terjadi di ajang balap jet darat tersebut.

Sebelum Rio, kesulitan dana untuk ikut berkompetisi di ajang F1 pun pernah dialami pebalap-pebalap lain di dunia. Salah satunya adalah Sam Bird dari Inggris.

Bird yang kini berusia 29 tahun sempat menjadi pebalap tes bagi tim Mercedes kurun waktu 2010 sampai 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, alasan utama Bird tak pernah mampu menembus dunia F1 bukan disebabkan ketidakmampuannya bersaing dengan pebalap Mercedes lain, melainkan masalah finansial.

"Kenapa? Sangat sederhana. Saya tak memiliki cek sebesar 20 juta Euro. Sebaliknya, saya dibayar untuk menjadi pebalap di Formula E," ujar Bird seperti dilansir Inautonews.

Selain itu, pebalap asal Venezuela, Pastor Maldonado, terdepak pula dari ajang F1 akibat persoalan serupa. Maldonado tak bisa mengamankan kursinya di tim Renault karena persoalan finansial yang mengganggu sponsor lokal yang membantunya dapat ikut membalap mobil F1.

Nasib yang terjadi pada Bird itu kini mengancam Rio. Pebalap berusia 23 tahun asal Surakarta itu saat ini masih belum memiliki cukup dana untuk tampil bersama Manor di F1.

Hingga saat ini Rio masih belum mendapatkan dana sebesar 15 juta Euro (Rp229 miliar) yang ia butuhkan untuk mengamankan kontrak dengan Manor.

Dari dana 15 juta euro untuk tampil di F1, sampai saat ini Rio baru berhasil mengumpulkan 5,2 juta euro dari Pertamina dan tambahan Rp100 miliar atau setara dengan sekitar 6,5 juta euro dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Mereka juga seharusnya membayarkan uang muka 3 juta euro pada Jumat (5/2). Namun pencairan dana dari pemerintah terkendala birokrasi, sementara uang dari Pertamina bersifat dibayarkan kemudian. Harus ada pihak lain dulu yang menanggung, baru Pertamina memberikan jaminan.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER