Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki beberapa alasan untuk tidak bergabung dengan Komite Reformasi PSSI yang diketuai oleh Agum Gumelar.
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, menuturkan beberapa alasannya kepada para wartawan di ruang media Kemenpora (9/2). Saat ditanyakan apakah Kemenpora mengharapkan perombakan keanggotaan dalam Komite
Ad-hoc, Gatot menjawab singkat.
"
Yes," katanya. "Boleh ada unsur PSSI, media, APPI, pemerintah, tapi jangan kemudian didominasi dengan PSSI."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain masalah keanggotaan, Gatot juga mempermasalahkan akuntabilitas dari Komite Reformasi. Apabila segala keberatan Kemenpora dapat diterima dengan baik oleh Komite
Ad-hoc itu, Gatot manyampaikan Kemenpora mungkin mempertimbangkan untuk bergabung.
Besok siang (10/2) pukul 13.00 WIB Agum diundang datang ke kantor Kemenpora dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Reformasi.
Kedatangannya menindaklanjuti surat kiriman Agum kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), beberapa waktu lalu, untuk membicarakan mengenai kondisi sepak bola di Indonesia. Namun karena padatnya agenda kegiatan Jokowi, pertemuan tersebut akhirnya berlabuh ke Kemenpora atas disposisi dari Setneg.
Gatot mengaku belum tahu apa yang diperbincangkan nanti bersama Agum. "Tidak ada hal spesifik yang kami sebutkan dalam undangan sebagai bahan pembicaraan. Biarkan itu menjadi
ice breaking, terserah Pak Agum mau cerita apa," katanya.
Komite Reformasi terbentuk usai delegasi FIFA dan AFC mengunjungi PSSI beberapa waktu yang lalu.
Sejak awal terdapat perbedaan persepsi antara Kemenpora dengan PSSI terkait hasil kunjungan delegasi FIFA-AFC ke Indonesia pada 3 November 2015. Pihak Kemenpora mengaku mendapat arahan dari delegasi tersebut untuk membentuk tim kecil. Sementara PSSI mengklaim mendapat arahan membuat Komite Reformasi PSSI.
Komite Reformasi, dikatakan Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti, memiliki tugas mereformasi sepak bola Indonesia. Sedangkan Gatot pun menuturkan tugas tim kecil antara lain berkomunikasi dan memperinci setiap hal teknis dalam rangka reformasi sepak bola Indonesia.
"Inginnya kami (Kemenpora) FIFA harus
fair. Surat terakhir FIFA tanggal 2 Januari sama sekali tidak menyinggung keberadaan tim kecil," ucap Gatot.
Dalam surat balasan terhadap surat dari Menpora RI, Imam Nahrawi pada 28 Januari, FIFA menolak keinginan Kemenpora yang menginginkan perombakan dalam susunan personel Komite
Ad-hoc Reformasi PSSI.
(bac)