Kemenpora Coba Satukan Visi dengan Komite Reformasi

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 10 Feb 2016 15:55 WIB
Pemerintah dan Komite Reformasi akan berupaya keras agar sanksi Indonesia bisa dicabut di Kongres FIFA, akhir Februari ini.
Menpora RI, Imam Nahrawi (kiri), mengatakan pihaknya sudah memiliki tekad yang sama dengan Komite Reformasi PSSI yang diketuai Agum Gumelar. (CNN Indonesia/Muhammad Arby Rahmat Putratama H.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI berusaha menjalin semangat baru dan menyatukan visi dengan Komite Ad-hoc Reformasi PSSI dalam memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia.

Hal itu coba diwujudkan usai Menpora RI, Imam Nahrawi, menerima kunjungan Ketua Komite Reformasi PSSI, Agum Gumelar, Rabu siang (11/2). Imam menyampaikan banyak hal yang dibicarakan dengan mantan Ketua Umum PSSI ke-13 tersebut.

"Pak Agum menyampaikan perkembangan yang dilakukan tim Ad-hoc dan tentu jadi sesuatu yang sangat menyenangkan bagi kami, karena tim Ad-hoc dan pemerintah akan terus mendalami (persoalan sepak bola)," ujar Imam. Dengan demikian, ia melanjutkan, Indonesia ke depan bisa kembali berkiprah di internasional dan sebisa mungkin FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tentu akan berbicara lebih lanjut di internal pemerintah dan kami juga akan melaporkan kepada Presiden RI (Joko Widodo) hasil pertemuan ini. Yang pasti, Pemerintah dan Komite Ad-hoc sama pikirannya bahwa persepakbolaan Indonesia harus lebih baik dan maju, serta keinginan reformasi tata kelola sepak bola itu betul-berul jadi perhatian dan semangat yang sama untuk kami kawal ke depan," kata Imam kepada para awak media.

Ketika ditanyakan apakah pemerintah sudah bersedia untuk bergabung ke dalam Komite Reformasi, Imam menjawab singkat. "Sedang kami dalami betul. Yang penting semangat kami (pemerintah dan Komite Reformasi) sama," ucap Imam.

Sementara itu, Agum mengaku sudah secara lengkap melaporkan kepada Menpora tentang apa yang tengah dan akan dilakukan oleh Komite Ad-hoc tersebut.

Agum merasa sangat berbesar hati karena sudah ada semacam semangat bersama antara tim Ad-hoc dengan pemerintah untuk jangka panjangnya melakukan langkah reformasi tata kelola sepak bola di Indonesia.

"Kemudian dalam waktu dekat ini berkaitan dengan Kongres FIFA. Kami punya semangat sama-sama untuk mencegah jangan sampai kita (Indonesia) terkena sanksi oleh Kongres FIFA. Itu saya rasa spirit yang sudah sama-sama kami (Pemerintah dan Komite Ad-hoc Reformasi) tekadkan dan miliki," ucap Agum.

Sejak awal, terdapat perbedaan persepsi antara Kemenpora dengan PSSI terkait hasil kunjungan delegasi FIFA-AFC ke Indonesia pada 3 November 2015. Pihak Kemenpora mengaku mendapat arahan dari delegasi tersebut untuk membentuk tim kecil. Sementara PSSI mengklaim mendapat arahan membuat Komite Reformasi PSSI.

Komite Reformasi, dikatakan Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti, memiliki tugas mereformasi sepak bola Indonesia. Sedangkan juru bicara Kemenpora RI, Gatot S Dewa Broto, pun menuturkan tugas tim kecil antara lain berkomunikasi dan memperinci setiap hal teknis dalam rangka reformasi sepak bola Indonesia. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER