Pelatih Anyar Persija Pandai Rangkul Psikologis Pemain

CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 23:19 WIB
Paulo Camargo dinilai pandai merangkul pemain melalui pendekatan psikologis.
Asisten pelatih Persija, Nimrot Manalu, (kiri) pernah mendampingi Paulo Camargi di Persibo Bojonegoro. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih anyar Persija Jakarta Paulo Camargo memang belum banyak mengukir prestasi kala berkecimpung di Indonesia. Namun, juru taktik asal Brasil itu dinilai pandai merangkul pemain dari sisi psikologis.

Meski baru tiba di Jakarta pada Jumat (19/2), Camargo sudah mengutus mantan asistennya saat menangani Persibo Bojonegoro, Nimrot Manalu, dalam sesi latihan perdana Macan Kemayoran, Rabu (17/2).

Keduanya bakal kembali bermitra untuk menangani Persija di turnamen Piala Bhayangkara yang dihelat mulai 17 Maret hingga 3 April.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nimrot punya cerita tersendiri tentang Camargo. Meski belum teruji di level kompetisi Liga Super Indonesia (ISL), namun Camargo punya karakter kuat untuk membangun skuat mumpuni.

Menurut Nimrot, Camargo memiliki keunggulan dalam menjalin hubungan personal dengan pemain. "Dia membangun tim bintang dengan cara merangkul dan menerapkan suasana kekeluargaan. Tidak membeda-bedakan pemain karena semua dianggap bintang. Jadi, siapapun yang akan diturunkan harus siap," ujarnya.

Saat melatih Persibo, Camargo dikenal bernai memberikan kepercayaan terhadap pemain muda. Sejumlah pemain 'buangan' seperti Samsul Arif, Nur Iskandar, Novan Setya Sasongko, dan Fauzi Toldo pun melejit berkat polesannya.

"Persibo sebelumnya bukan tim yang punya pemain bintang, justru banyak pemain buangan. Tapi, Camargo mampu meningkatkan kepercayaan diri mereka hingga akhirnya jadi pemain bintang sampai saat ini," ujar Nimrot.

"Camargo sosok pelatih disiplin, tapi tidak dengan marah-marah. Lebih menggunakan pendekatan interpersonal karena dia memahami posikologis pemain."

Kehadiran Camargo dianggap ideal untuk skuat Persija saat ini yang tengah membangun kekuatan setelah ditinggal sejumlah pilarnya.

Berawal dari Dualisme Kompetisi

Camargo datang ke Indonesia di tengah konflik kepengurusan PSSI yang menyebabkan dualisme kompetisi. Kariernya juga dimulai bersama Tangerang Wolves, klub yang baru dibangun setelah Liga Primer Indonesia (IPL) bergulir pada 2011.

Pelatih yang disebut-sebut pernah membina Ricardo Kaka di Sao Paulo Junior itu tidak mampu membawa Tangerang Wolves keluar dari zona degradasi. Namun, ia justru dipercayai menukangi Persibo Bojonegoro pada musim berikutnya.

Karier Camargo bersama Persibo cukup mengesankan. Mengandalkan pemain muda yang sebelumnya tampil di level amatir seperti Samsul Arif dan Bjahil Chalwa, Persibo berhasil meraih trofi Piala Indonesia mengalahkan Semen Padang, 1-0.

Ia nyaris didapuk sebagai pelatih Arema FC di ISL, namun tak jadi direkrut karena faktor nonteknis.

Terakhir, Camargo dipercaya membesut tim nasional Indonesia U-14 pada 2013. Sayang, posisinya kemudian digeser Mundari Karya seiring perubahan kepengurusan PSSI.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER