Jakarta, CNN Indonesia -- Meski belum lama terjun di pentas sepak bola profesional, Adam Alis Setyano dan Ryuji Utomo sudah menyiapkan rencana untuk merintis peluang bisnis.
Kegiatan wirausaha dianggap bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah pemasukan ketika persoalan penunggakan gaji kembali terjadi. Maklum, kasus penunggakan gaji masih akrab terjadi di sepak bola Tanah Air.
Keterlambatan gaji tidak hanya menyasar klub kasta kedua kompetisi. Melainkan juga terjadi di klub-klub elite yang tampil di kasta tertinggi Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah empat bulan bermain di Liga Primer Bahrain bersama East Riffa, Adam mengaku tertarik membuka restoran kebab ala negeri Timur Tengah.
"Karena sulit cari makanan khas Indonesia di Bahrain, saya jadi sering makan kebab. Lama-kelamaan ketagihan sampai ke Indonesia. Bhakan, saya sampai cari-cari restoran kebab karena kangen," kata Adam saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, belum lama ini.
Kebab merupakan makanan khas Timur Tengah yang mengandalkan roti gulung (biasanya terbuat dari gandum) yang di dalamnya diisi daging maupun sayuran.
Ide membuka restoran kebab berawal dari sebuah perbincangan dengan salah satu pemilik restoran kebab asal Indonesia yang menetap di Bahrain. "Dia juga sudah sarankan saya buka usaha kebab di Jakarta. Semoga bisa terwujud nanti."
 Adam Alis memberikan instruksi kepada pesepak bola cilik di kawasan Jakarta Timur. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Fesyen Batik 'Gaul'Berbeda dengan Adam yang terinspirasi pengalaman mencicipi kuliner di Bahrain, Ryuji justru tergiur menekuni dunia fesyen berbalut batik. Namun, desainnya tetap mengedepankan modernitas ala anak muda.
Produk fesyen yang ingin digagas Ryuji bertema
street wear yang dikombinasi dengan batik tulis, cap, atau
print. "Saya pengin, anak-anak muda Indonesia tetap menunjukkan identitasnya meski tetap
gaul," ujarnya.
Bek 20 tahun yang sempat mencicipi pengalaman tampil di kompetisi kasta kedua Liga Bahrain bersama Al Najma itu cukup serius menekuni dunia fesyen.
Buktinya, Ryuji sudah mengoleksi beberapa desain yang siap dijewantahkan dalam berbagai produk fesyen. Uniknya, setiap desain hanya akan digunakan terhadap satu produk.
"Produknya bisa berupa kaos, kemeja, sweater atau jas masa kini hanya bisa dimiliki satu orang. Jadi, setiap desain tidak bisa dimiliki orang lain kecuali pesan dengan jumlah yang diinginkan," ujar mantan pemain Mitra Kukar itu.
Kebanyakan motif desain dibuat sendiri oleh Ryuji. "Desain belajar otodidak karena suka fesyen. Kalau sudah banyak (desainnya) bakal segera dirilis. Rencananya penjualannya tidak hanya lewat toko, tapi via online juga untuk mengikuti perkembangan zaman."
Meski belum dilakoni secara resmi, tapi rencana Adam dan Ryuji yang berencana merintis usaha patut diapresiasi. Sebuah gagasan yang belum tentu dimiliki para pesepak bola senior maupun yang sudah tidak aktif bermain sekalipun.
(jun)