Jakarta, CNN Indonesia -- Permainan terbaik Lin Dan, pemenang dua emas Olimpiade yang pekan ini coba merebut juara All England untuk kali keenam, masih belum dilihat dunia, demikian menurut Peter Gade.
Gade, seorang mantan juara All England dari Denmark, adalah pebulu tangkis putra dengan rentang karier terlama di era modern.
Jika pendapat Gade benar, maka turnamen tertua di dunia yang akan dimulai di Birmingham pada Rabu tersebut akan menjadi saksi bagaimana Lin Dan akan menunjukkan keunikan teknik dan kejeniusannya sekali lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaannya adalah, apakah kebangkitan Lin Dan akan terjadi pada pekan ini atau ketika ia sedang memburu emas ketiga sekaligus memecahkan rekor di Olimpiade pada musim panas nanti.
"Sejak lama Olimpiade berada dalam benak Lin Dan, dan banyak hal yang terjadi saat ini adalah soal Olimpade," kata Gade yang kini menjadi pelatih tim nasional Perancis.
Dengan membatasi perjalanan dan kompetisi yang ia ikuti, Lin Dan mungkin menyimpan tenaganya.
"Kita masih akan melihat permainan terbaik Lin Dan," ucap Gade. "Di Olimpiade nanti ia akan bermain hidup dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Tapi kita tidak tahu apakah ia akan menunjukkannya minggu ini."
Lin Dan hanya mendapatkan dua gelar tahun lalu dan total delapan gelar sejak ia memenangi All England empat tahun lalu. Lin Dan juga telah dua kali rehat jangka panjang.
Tapi kombinasi kemampuan teknikalnya yang memukau, dan juga variasi tekniknya, bisa membuat Lin Dan menciptakan lebih banyak rekor lagi.
"Lin Dan masih memiliki ambisi," kata Gade. "Dari sudut pandang penggemar, ini sangat menarik."
Musuh Besar dari MalaysiaLee Chong Wei, musuh terberat Lin Dan dalam delapan tahun terakhir, juga sedang memburu gelar All England lainnya. Jika Chong Wei sukses, maka ia akan mendapatkan gelar keempat dalam kariernya.
Di usia 33 tahun, pebulu tangkis Malaysia yang lincah itu mampu mengatasi cedera dan juga telah menjalani sanksi larangan bertanding karena positif doping. Chong Wei kini belum terkalahkan di 21 pertandingan sehingga kini peringkatnya terdongkrak dari nomor 182 menjadi ke peringkat dua dunia.
Termasuk di dalam deretan kemenangannya adalah menekuk Lin Dan di semifinal China Terbuka pada November tahun lalu -- kemenangan pertama atas Lin Dan sejak 2012 lalu.
"Saya terkejut dengan kemajuan saya sendiri," kata Lee. "Saya telah melalui jalan yang sangat panjang."
"Tidak mudah untuk kembali ke tempat saya sebelumnya. Jika sembilan bulan lalu Anda menanyai saya apakah saya bermimpi menjadi nomor satu dunia lagi, saya mungkin akan mengatakan pada Anda bahwa itu tidak mungkin."
"Sekarang saya berani bermimpi lagi, dan saya akan berusaha mengambil nomor satu, semoga sebelum Olimpiade."
Langkah Chong Wei tidak akan mudah, terutama karena pebulu tangkis nomor satu dunia saat ini, Chen Long, telah tampil mengesankan sejak memenangi satu dari dua gelar juara dunianya di Kopenhagen, pertengahan 2014 lalu. Chen Long juga semakin mendapatkan kepercayaan diri atas kemampuannya menjadi penerus Lin Dan.
Saat ini Chen Long sudah duduk di puncak dunia selama 16 bulan bulan terakhir dan dengan posisi sebagai unggulan pertama, ia akan berupaya merebut gelar All England ketiga dalam kariernya.
Apakah status unggulan Chen Long ini bisa dibenarkan akan diketahui lebih cepat karena ia berada dalam grup yang sama dengan Lin Dan dan juga dua pebulu tangkis unggulan Denmark lainnya, Jan Jorgensen dan Viktor Axelsen.
Axelsen mengalahkannya di final Dubai Super Series pada Desember.
Sementara itu, Lee Chong Wei mungkin bertemu Kento Momota di semifinal, pebulu tangkis kidal asal Jepang yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan memenangi final Super Series.
(vws)