Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan presiden FIFA, Sepp Blatter, mengira dirinya akan dikenang dan mendapatkan pujian di Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA yang digelar di Zurich, 26 Februari lalu. Namun ia harus kecewa dan menerima harapannya itu sia-sia belaka.
Blatter pernah menjabat presiden FIFA dalam empat periode dan terpilih yang kelima kalinya pada Mei 2015 lalu. Hanya beberapa hari setelahnya, Blatter terpaksa undur diri karena muncul skandal korupsi yang menyelubungi otoritas sepak bola dunia tersebut. KLB kemudian memilih Gianni Infantino untuk menggantikan Blatter di pucuk pimpinan FIFA yang baru.
Blatter memilih untuk tidak menghadiri Kongres itu dan menyaksikannya lewat iPad bersama dengan putrinya, Corinne.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira saya akan sedikit menggangu Kongres, jika saya berada di sana," kata Blatter dalam wawancaranya dengan harian Swiss,
Blick."Tapi saya berharap bahwa setidaknya pemimpin Kongres akan menyinggung hasil kerja saya, entah itu di awal atau akhir Kongres. Nama saya hanya disinggung dua kandidat -- satu dari kandidat yang undur diri [Tokyo Sexwale] dan satu yang mendapatkan suara paling sedikit [Jerome Champagne]."
Selain masalah dilupakan FIFA, Blatter juga merasa ia kini bisa melihat siapa teman sejatinya. Menurutnya, setelah ia terkait kasus suap mengalirkan dana pada Michel Platini dan kemudian disanksi tidak boleh berkegiatan di dunia sepak bola, banyak teman-temannya yang meninggalkannya.
"Saya beri Anda satu contoh -- seorang kawan mengundang saya makan tiga kali. Dan tiga kali pula ia membatalkan di menit-menit akhir. Hal itu menunjukkan sesuatu. Atau ketika seseorang berlaku kasar pada saya lewat telefon."
Blatter mengatakan tak semua pengalamannya pahit setelah ia tak lagi menjadi presiden, karena ada "100 pegawai FIFA" yang mengontaknya dan ia juga menerima "220 surat pribadi yang 218 di antaranya positif."
Kini satu-satunya keinginan yang tersisa dalam diri Blatter adalah suatu saat pekerjaannya diakui di depan Kongres, entah Kongres terdekat pada Mei nanti atau mungkin 20 tahun lagi.
"Bagaimana saya akan diingat sejarah akan ditentukan oleh waktu," kata Blatter.
(vws)