LIPUTAN KHUSUS

UNI, Eks Klub Anggota Persib Bandung Masih Berdiri Tegak

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 11:30 WIB
Hingga saat ini UNI masih menjadi klub penghasil pemain berbakat dari kota Bandung, mulai dari era Yusuf Bachtiar hingga Febry Haryadi.
Pelatih kepala SSB UNI, Sabrun Hanafi, di kantor UNI di Ciwastra, Bandung. (CNN Indonesia/Martinus Adinata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peralihan menuju era profesional sepak bola hingga saat ini masih menyisakan sejumlah masalah. Bukan hanya soal kemampuan klub untuk menjalankan roda bisnis dan lepas dari ketergantungan suntikan APBD, tapi juga masalah hidup-mati bekas klub internal.

Tak terkecuali Persib Bandung. Setelah berubah menjadi PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), 36 klub internal yang dulu mendapatkan sokongan dari 'induknya' dan juga pengprov PSSI kini tiba-tiba saja dihadapkan pada satu dilema: harus menghidupi dirinya sendiri.

Seperti dituturkan oleh Direktur Utama PT PBB Glenn Sugita, garis pemisahan tegas antara klub internal dan PT PBB memang dirancang ketika Persib beralih status menjadi profesional pada 2009 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai dengan keputusan Walikota Bandung dan ketua umum Persib saat itu, Dada Rosada, maka pengelolaan tim senior dan profesional Persib diserahkan kepada PT Persib Bandung di mana di dalamnya ada tokoh-tokoh Persib yang memegang saham," kata Glenn melalui surat elektronik kepada CNN Indonesia.  

Dari ke-36 klub internal Persib, POR UNI (Uitspanning na Inspanning) menjadi salah satu yang bisa mengarungi perubahan itu dengan baik dan tetap memiliki nama besar di Kota Kembang. Sehari-harinya UNI juga masih menjalankan roda pembinaan pemain muda tanpa kendala berarti.
 
Dengan status sebagai  SSB (Sekolah Sepak Bola) dengan murid terbanyak di kota Bandung dan memiliki fasilitas yang dikatakan lengkap, UNI tak kesulitan untuk menggaji pengurus dan para pelatih.

Menurut salah pelatih kepala SSB UNI saat ini, Sabrun Hanafi, seluruh biaya untuk menggulirkan pembinaan pemain muda didapatkan dari iuran siswa. Mereka tak menerima dana dari Persib, sementara yang disalurkan dari Askot (Pengprov PSSI) pun sangat minim, yaitu hanya berkisar Rp10 juta per tahun.

Hal ini membuat posisi UNI sebagai pencetak pemain-pemain muda nomor satu di Kota Bandung pun nyaris tak pernah tergoyahkan meski kini telah lepas sepenuhnya dari sokongan eksternal.

Satu hal yang tak pernah berubah dari UNI memang kemampuan mereka mencetak pemain berkualitas.

"Dari Kebon Bibit jadi SSB UNI itu sudah banyak melahirkan pemain berkualitas. Sebelum jaman SSB ada Heri Kiswanto, Yusuf Bachtiar, hingga Deni Syamsudin," ujar Sabrun beberapa waktu lalu.

"Sedangkan setelah menjadi SSB (di Ciwastra) muncul pemain-pemain seperti Jajang Mulyana, Yaris Riyadi, hingga Budiman Yunus. Selain itu sekarang juga banyak pemain muda yang masuk ke Persib seperti yang kita lihat dalam diri Febri (Haryadi)."

Nama terakhir yang disebutkan baru saja menembus Diklat Persib U-21 dan sempat bermain di tim utama Persib di Piala Jenderal Soedirman di akhir tahun 2015.

Sebelum jaman SSB ada Heri Kiswanto, Yusuf Bachtiar, hingga Deni Syamsudin lahir dari UNI.Sabrun Hanafi
Kreasi Belanda

UNI yang berasal dari bahasa Belanda, Uitspanning Na Inspanning (idiom Belanda yang kurang lebih artinya bersenang-senang setelah bekerja keras), merupakan hasil kreasi pria asal Belanda, Wim L. Kuik.

Pada awal pendiriannya, UNI adalah klub intern VBBO (Voetbal Bond Bandung & Omstreken) yaitu klub bentukan orang-orang Belanda yang bernaung di bawah NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) atau federasi sepak bola yang didirikan oleh Belanda di masa penjajahan.

Di saat yang bersamaan Persib Bandung telah berdiri dengan nama semula BIVB (Bandung Indlandsche Voetbal Bond). Ketika NIVB dab VBBO bubar, UNI kemudian bergabung menjadi klub internal Persib.

Berkat jerih payah Teddy Kessler, setelah sekitar 22 tahun berpindah-pindah tempat latihan, UNI akhirnya memiliki lapangan latihan sendiri di Jalan Karapitan yang diberi nama 'Nieuw Houtrust'.

Di Karapitan itulah, UNI meletakkan pondasi pembinaan usia muda yang terus bertahan hingga saat ini. Lapangan milik UNI di Karapitan juga terus berkembang pesat lantaran memiliki kualitas lapangan yang mumpuni dan fasilitas yang bagus.

Bahkan, pada saat itu pertandingan berskala nasional maupun internasional menghadapi berbagai tim mancanegara merupakan tontonan yang bisa rutin disaksikan di Bandung.

Setelah menanamkan pasak dalam lingkup sepak bola Indonesia lewat markas di Karapitan, pada 1980 berdirilah Kebun Bibit, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI saat ini.

UNI kemudian tukar guling ke daerah Ciwastra, yang saat ini menjadi markas SSB UNI, dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap.

Dari yang tadinya hanya memiliki satu lapangan ketika masih di Karapitan, UNI kini memiliki dua lapangan ditambah satu lapangan lagi untuk latihan fisik di Ciwastra dan menjadi salah satu daya tarik SSB UNI hingga saat ini. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER