Jakarta, CNN Indonesia -- Tak selalu mudah menjadi orang baru yang terjun di lapangan tertentu, begitupun bagi para pebalap baru di ajang Formula One (F1). Tantangan mengukir prestasi di belakang deru mesin mobil para pebalap mapan sudah berada di depan mata mereka.
Selain menghadapi pebalap-pebalap mapan, para pebalap debut itu pun harus memaksimalkan kemampuan mobil mereka yang semuanya direkrut tim papan tengah.
Musim ini ada tiga pebalap rookie dan dua pebalap yang kembali lagi ke lintasan balap F1 setelah sempat absen. Manor Racing, tim yang hampir pailit pada 2014 silam merekrut dua bintang baru untuk F1 yakni Rio Haryanto (Indonesia) dan Pascal Wehrlein (Jerman). Seorang pebalap lagi direkrut tim yang mesinnya sempat merajai balap F1, Renault, Jolyon Palmer (Inggris).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan, berikut sekilas dari para pebalap yang akan melakoni debut F1 di Melbourne pada akhir pekan nanti.
1. Rio Haryanto
Perjuangan keras dilakukan putra bangsa ini untuk dapat menjajal musim pertama di F1. Bukan hanya prestasi di sirkuit yang Rio buru, ia pun aktif melobi perusahaan-perusahaan nasional dari mulai plat merah hingga swasta.
Pebalap berusia 23 tahun itu pun tercatat rajin menyambangi Kementerian Pemuda dan Olahraga RI bersama ibunya, Indah Pennywati untuk meminta bantuan pemerintah.
Iming-iming prestasi mengilap di GP2 dan harapan mengukir sejarah bangsa di balap jet darat dunia itu menjadi andalan Rio saat melobi ke pemerintah maupun perusahaan nasional.
Hal itu wajib dilakukan Rio karena ia mesti menyetor dana hingga 15 juta euro ke tim Manor yang memang telah terpincut dengan bakat pebalap kelahiran Solo itu. Rio yang selalu ditemani ibunya tersebut pun aktif bekerja keras berupaya mengumpulkan dana sponsor untuk memenuhi syarat bagi Manor. Ya, Rio memang seorang pay driver. Sama seperti para pebalap rookie F1 pada umumnya.
Namun, ketertarikan Manor bukan tanpa sebab. Di ajang GP2, Rio berhasil memenangkan tiga seri, naik lagi dua podium bukan sebagai pemenang, dan finis keempat di kejuaraan mobil yang berada satu level di bawah F1 tersebut.
Seperti dikutip dari situs Red Bull, jurnalis veteran yang kini bekerja untuk situs resmi F1, Peter Windsor mengatakan, “Kami menempatkan delapan detik video Rio keluar dari garasi saat tes [pramusim] tanpa komentar atau apapun, dan ia mencatat 200 ribu klik dalam sembilan menit. Jadi akan banyak tekanan bagi Rio.”
Rio tak asing dengan tim Manor. Sebelum diputuskan untuk direkrut, Rio adalah pebalap tes untuk tim Manor setelah musim 2015 berakhir. Jauh ke belakang, enam tahun silam pada 2010, ia juga melakukan hal sama untuk tim yang kala itu masih bernama Virgin. Kini ia berada di belakang kemudi Manor dengan nomor balap 88. Ia berteman dengan mantan pebalap cadangan Mercedes kebangsaan Jerman, Pascal Wehrlein di tim tersebut.
“Melbourne akan menjadi sebuah momen besar bagi saya, bangsa, pendukung dan para penggemar,” kata Rio berkata soal peluangnya melakukan debut F1 di seri grand prix pertama di sirkuit Albert Park, Melbourne, 20 Maret 2016.
 Pascal Wehrlein (Getty Images/Mark Thompson) |
2. Pascal WehrleinWehrlein bukanlah pria Jerman asli. Ia berdarah campuran karena ibunya berasal dari Mauritania. Namun, Wehrlein memilih Jerman sebagai kebangsaan.
Sebagai pebalap Jerman, Wehrlein mendapatkan beban untuk melanjutkan supremasi para pebalap asal Negara Bavaria itu di ajang F1. Michael Schumacher dan Sebastian Vettel adalah dua sosok pebalap Jerman yang telah menunjukkan kepada dunia betapa hebatnya pebalap asal negara tersebut.
Dalam satu kesempatan Direktur Eksekutif Mercedes Toto Wolff pada tahun lalu memuji Wehrlein.
“Dia jelas sekali memiliki kemampuan untuk berada di Formula One—menjadi salah satu yang sangat sukses,” kata Wolff seperti dikutip dari situs
Motor Sport.
Wehrlein pun tak asing dengan mesin Mercedes yang disuplai bagi tim Manor. Pasalnya pria yang kelak mengenakan nomor mobil 94 itu pernah menjadi pebalap simulator, pebalap tes, dan pebalap cadangan bagi tim Mercedes.
Tahun lalu ia mengikuti kejuaraan DTM bersama tim Mercedes. Ia berhasil menjuarai kejuaraan tersebut.
3. Jolyon PalmerPebalap asal Inggris ini adalah rookie paling tua di antara rookie F1 musim 2016. Palmer saat ini berusia 25 tahun. Ia bergabung dengan Renault setelah Romain Grosjean pindah ke tim baru, Haas, dan Pastor Maldonado tak bisa melanjutkan karier F1 akibat masalah finansial.
 Jolyon Palmer. (Getty Images/Mark Thompson) |
Palmer yang berasal dari Inggris itu akan berteman bersama mantan pebalap McLaren, Kevin Magnussen. Musim lalu Magnussen yang melakoni debut pada 2014 tak berkompetisi karena menjadi pebalap cadangan McLaren.
Debut gemilang Max Verstappen yang masih berusia 17 tahun dan 166 hari pada musim 2015 telah membuat para pebalap di atas 20 tahun terlihat veteran.
Verstappen pun mencatatkan poin pertama termuda dalam sejarah F1 yakni saat berusia 17 tahun dan 180 hari.
"Saya rookie yang berpengalaman," kata Palmer seperti dikutip dari
The Guardian, Selasa (9/2) lalu.
Hal itu diungkap Palmer menjawab pertanyaan yang membandingkan dirinya Verstappen.
"Setelah waktu yang saya habiskan di GP2 dan mencoba rasa saya masih dalam kondisi yang bagus. Saya memiliki pengalaman baik pula."
Palmer pun membantah dirinya bisa berada di ajang balap F1 karena keberadaan ayahnya, Jonathan, yang juga mantan pebalap F1. Jonathan, kata Palmer, hanya membantu dia berada di F1 sebagai manajer. Sementara itu tentang kemampuan di sirkuit itu berada pada pundak dirinya.
"Saya tahu bagaimana sulitnya untuk berada di sini," ujar Palmer.
(kid)