Pebalap Debutan F1 Jolyon Palmer Tampil Mengesankan

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2016 16:30 WIB
Pebalap rookie dari tim Renault itu sukses menduduki peringkat ke-14 kualifikasi, mengalahkan rekan setimnya, Kevin Magnussen.
Debutan dari Renalut, Jolyon Palmer, sukses menempati posisi ke-14 di kualifikasi GP Australia. (Clive Mason/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada tiga pebalap yang telah memastikan posisinya di kualifikasi Grad Prix (GP) Australia. Mereka adalah dua pebalap dari Manor, Rio Haryanto dan Pascal Wherlein.

Satu lagi pebalap rookie tertua berusia 25 tahun, Jolyon Palmer dari tim Renault.

Di antara para debutan, Palmer yang tampil paling mengesankan dibandungkan dua rookie lainnya. Bagaimana tidak, pebalap asal Inggris itu langsung menyodok di peringkat ke-14 pada kualifikasi kedua di GP Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catatan menarik lainnya, debutan paling berpengalaman di GP2 itu justru mengalahkan rekan setimnya, Kevin Magnussen yang menyudahi kualifikasi di peringkat ke-15.

Palmer berada di peringkat ke-14 dengan torehan waktu 1 menit, 27,601 detik. Sedangkan Magnussen finis dengan catatan waktu 1 menit, 27,742 detik.

Pernah Koma

Pebalap yang menggantikan posisi Pastor Maldonado di tim Renault itu pun berbagi cerita tentang pengalamannya yang dekat dengan maut.

Pebalap debutan dari Renaul, Joyson Palmer, pernah mengalami koma saat ikut lomba Quad Bike. (REUTERS/Brandon Malone)


Palmer pernah mengalami koma pada usia 16 tahun setelah mengalami kecelakaan Quad Bike. Itu merupakan balapan motor beroda empat, sejenis dengan dengan ATV (All Terrain Vehicle).

Ia kehilangan ginjal, mengalami kerusakan paru-paru, hati dan kehilangan banyak darah. "Kecelakaannya sangat serius. Itu sangat buruk terutama bagi orangtua saya," ujar Palmer, seperti dikutip BBC Sport.

"Saya berlomba bersema beberapa teman saya yang untuk bersenang-senang. Saya memenangkan lomba, tapi lihat bahu saya, kehilangan keseimbangan karena menabrak pohon."

Kejadian yang ia ingat saat itu hanya terbangun dari meja operasi dikelilingi para dokter bedah. Palmer sempat tak sadarkan diri selama tiga hari.

Orangtuanya pun diberitahu untuk bersiap yang terburuk. "Hal bagus bagi saya adalah saat itu saya tidak mengetahui betapa bahayanya kecelakaan itu," ucap Palmer.

"Pertama yang saya pikirkan saat terbangun adalah: 'Celaka, saya kehilangan balapan selanjutnya!'"

Untuk beberapa pebalap, kejadian semacam itu sudah cukup menegaskan bahwa balapan bukan untuk dunia mereka. Profesi yang lebih cocok berada dalam ruang kantor, bekerja di belakang meja.

Tapi tampaknya itu tak berlaku bagi Palmer yang merasa tidak kapok. "Saya tidak bisa membayangkan diri saya berada di kantor. Saya selalu ingin berada di luar ruangan dan melakukan sesuatu yang sporty," ucapnya. (bac)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER