Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya bek Persib Bandung, Vladimir Vujovic, mengejar wasit Nusur Fadillah, usai final Piala Bhayangkara 2016, lantas jadi buah bibir.
Lantaran disangka bakal memukul Nusur, aparat kepolisian yang berjaga-jaga di lorong Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) menuju ruang ganti itu pun langsung mengamankan pemain asal Montenegro tersebut.
Dibutuhkan lebih dari dua polisi untuk mengamankan Vujovic di lorong tersebut. Vujovic yang sudah diamankan itu pun tampak berteriak ke arah Nusur mempertanyakan beberapa keputusannya di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bek jangkung itu memang pemain yang paling banyak melakukan protes di lapangan, saat timnya kalah 0-2 dari Arema Cronus pada laga final Piala Bhayangkara 2016. Protes itu pun bahkan berlanjut di lorong GBK.
Rekan Vujovic, Samsul Arif, mencoba menerangkan insiden yang terjadi di jalur menuju ruang ganti tersebut. Menurutnya, rekannya itu sama sekali tak menunjukkan niat ingin menyakiti Nusur.
"Saya lihat sendiri, Vujovic tak ada niat untuk memukulnya (Nusur). Ia hanya ingin mempertanyakan keputusan wasit," ungkapnya.
Di ruang ganti pun, Samsul melanjutkan, Vujovic terlihat bisa mengendalikan diri. "Pihak keamanannya saja terlalu berlebihan mengamankannya (Vujovic). Kejadiannya biasa-biasa saja kok," ungkap mantan pemain Arema Cronus tersebut.
Menurutnya, wajar jika Vojovic beberapa kali mempertanyakan keputusan Nusur sebagai pengadil lapangan.
"Lagi pula memang begitulah kualitas wasit di Indonesia, tak perlu kaget lagi," ucap Samsul, bermaksud menyindir buruknya kualitas wasit di sepak bola nasional.
"Tapi mau bagaimana lagi kalau sudah bicara wasit Indonesia, kualitasnya memang belum bagus."
(bac)