Conte, Pelatih yang Tak Lalui Jalan Pintas Menuju Elite

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 05 Apr 2016 15:44 WIB
Antonio Conte bakal menjalani tugas baru sebagai manajer Chelsea pasca Piala Eropa. Mampukah Conte bersaing di Liga Inggris?
Antonio Conte telah memiliki pengalaman selama 10 tahun sebagai pelatih. (REUTERS/Giorgio Perottino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Antonio Conte bakal menghadapi Piala Eropa 2016 bersama Italia, namun pertanyaan kemampuan Conte untuk menangani Chelsea juga sudah mengapung sejak saat ini.

Keputusan Conte untuk tak lagi menangani tim nasional Italia pasca Piala Eropa, apapun yang didapat oleh Azzurri nanti, membuat namanya jadi rebutan klub-klub besar dan kini Chelsea telah resmi mengikatnya untuk musim depan.

Liga Inggris adalah liga paling kompetitif dan paling menarik di dunia saat ini. Nama-nama hebat terus berdatang ke negeri tersebut, tak hanya pemain, namun juga pelatih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada musim depan, sejumlah pelatih hebat bakal meramaikan persaingan mulai dari Juergen Klopp, Pep Guardiola, Arsene Wenger, Claudio Ranieri, Ronald Koeman, Slaven Bilic. Conte pun bakal merasakan persaingan dengan nama-nama tenar tersebut.

Seberapa tangguh Conte dalam persaingan di Liga Inggris nantinya?

Conte Tak Seinstan Zidane

Conte tidak datang ke jajaran elit dengan mudah. Conte tidak seperti Zinedine Zidane yang diberi jalan lapang ke tim utama Real Madrid. Conte tidak pula seperti Pep Guardiola yang langsung diberikan kepercayaan menangi pemain-pemain hebat Barcelona.

Conte adalah legenda Juventus dan pernah menjabat sebagai kapten tim. Namun Conte tak mendapatkan kemudahan seperti yang didapat Zidane dan Guardiola.

Conte memulai karier kepelatihannya di divisi Arezzo, Bari, Atalanta, hingga Siena. Di sana, Conte teruji kualitasnya dengan mengangkat Bari dan Siena promosi ke Serie A.

Pengalamannya selama lima tahun di tim-tim kecil membuat dirinya akhirnya kembali ke Juventus dan menempati posisi pelatih.

Juventus ketika Conte datang pada 2011 bukanlah Juventus seperti saat Conte bermain. Juventus juga sedang merangkak kembali bangkit setelah terpuruk lantaran kasus calciopoli di pertengahan dekade 2000-an.

Dan Conte sukses merefleksikan pengalamannya di divisi bawah dalam masa tugasnya di Juventus. Conte sukses mengantar Juventus tiga kali juara Serie A secara beruntun, mengalahkan duo Milan, AC Milan dan Inter Milan.

Sukses berkiprah di Juventus, pintu tim nasional Italia terbuka untuk Conte selepas kegagalan Italia di Piala Dunia 2014.

Belum sempat menjalani ujian pertama di timnas, Conte mengaku jenuh dan ingin kembali ke kehidupan keseharian pelatih, bertemu pemain, rapat, dan memimpin latihan. Pada akhirnya, Conte dan Chelsea pun menjalin ikatan.

Motivasi Tinggi

Di Chelsea, motivasi Conte untuk berprestasi sangat tinggi. Conte rindu kesehariannya sebagai pelatih dan hal ini yang bakal membuatnya bersemangat menjalani hari-harinya di Chelsea.

Sebagai seorang mantan kapten, Conte terbiasa jadi pemimpin sejak usia muda. Hal inilah yang mempercepat proses kematangan dan pendewasaannya sebagai pelatih. Conte punya karisma kuat dan hal itu tentunya mutlak diperlukan untuk menjadi manajer klub sebesar Chelsea.

Tantangan Conte

Tantangan Conte pertama adalah membuat situasi ruang ganti Chelsea kembali jadi kondusif setelah kabar perpecahan ketika Jose Mourinho pergi dari tim itu akhir tahun lalu.

Karena itu Conte pun juga harus lancar berbahasa inggris agar bisa dekat dengan para pemainnya. Kemampuan berbahasa Conte jadi salah satu yang sering dibahas oleh banyak orang ketika rumor Conte menuju Chelsea ramai terdengar.

Conte juga harus siap menerima kenyataan bahwa sejumlah pemain andalan Chelsea mungkin saja pergi di akhir musim karena 'The Blues' tak bermain di turnamen Eropa musim depan.

Soal pilihan taktik juga jadi bahasan yang menarik. Conte selama ini lebih suka menggunakan formasi tiga bek, 3-5-2 yang bertransformasi jadi 5-3-2 saat digempur musuh.

Sementara itu Chelsea lebih sering menggunakan formasi empat bek dengan satu striker tunggal di depan.

Apapun tantangan yang ada di Chelsea nanti, Conte sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk bisa membawa Chelsea bersaing di Liga Inggris. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER