Jakarta, CNN Indonesia -- Formula 1 memutuskan kembali ke format kualifikasi versi musim 2015 setelah muncul tekanan bertubi-tubi dari bos-bos tim Formula Satu (F1) kepada presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA), Jean Todt, dan CEO F1, Bernie Ecclestone.
Keputusan itu diambil pada pertemuan tim-tim dengan Todt dan Ecclestone yang memakan waktu hingga 90 menit, sebelum bergulirnya Grand Prix (GP) Bahrain, Minggu (3/4) lalu.
Dilansir
Motorsport, sebelumnya tim-tim F1 telah mengirimkan surat kepada Todt dan Ecclestone, yang pada intinya menegaskan mereka menginginkan format kualifikasi kembali menggunakan versi 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat itu membuat FIA dan Ecclestone akhirnya luluh, kendati tim-tim F1 sebenarnya dijadwalkan melakukan pemungutan suara mengenai format baru kualifikasi, Kamis (14/4) nanti.
"Semua tim memiliki opini yang sama, yaitu kembali menggunakan format kualifikasi 2015. Tapi ada sejumlah agenda di balik semuanya dan pertemuan hari ini membuktikan bahwa ini semua bukanlah keputusan yang mudah untuk diambil," ujar bos Mercedes, Toto Wolff, setelah balapan di Bahrain.
"Penjelasan singkatnya (tentang kisruh mengenai format kualifikasi F1)? gila."
Suara mutlak dibutuhkan untuk mengubah peraturan ketika musim telah berjalan.
Di pertemuan sebelumnya, tidak ada kesepakatan yang bisa diambil antara tim, sponsor, FIA, Eccleston selaki pemegang hak komersil, promotor balapan tiap negara, dan Bernie Ecclestone -- pihak-pihak yang berwenang keputusan.
Desakan dari bos-bos tim F1 itulah yang kemudian memecah kebuntuan.
Proses resmi pergantian aturan akan diajukan kepada grup strategi F1 dan juga Komisi F1, sebelum aturan baru bisa diratifikasi oleh Komite FIA.
Namun, aturan baru itu diperkirakan sudah akan bisa diimplementasikan di atas lintasan balap sebelum GP China, 17 April mendatang.
(vws)