Deretan Fase Gugur Terbaik di Liga Eropa

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Apr 2016 06:15 WIB
Gol Bek Liverpool Dejan Lovren ke gawang Dortmund membuat laga itu menjadi salah satu laga fase gugur dramatis dalam sejarah turnamen sejak bernama Liga Eropa.
Dejan Lovren dkk merayakan gol kemenangan ke gawang Borussia Dortmund. (Reuters / Darren Staples)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laga Liverpool versus Borussia Dortmund di perempat final Liga Eropa didaulat menjadi salah satu laga fase gugur yang terbaik sepanjang sejarah pentas tersebut.

Seperti dikutip dari situs resmi Liga Eropa ada lima laga yang didaulat sebagai fase gugur terbaik sejak tak lagi bernama Piala Eropa.

Keberhasilan Liverpool menyingkirkan Borussia Dortmund dengan skor agregat 5-4 adalah yang ke lima. Dan, berikut adalah empat laga lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Valencia vs Werder Bremen (16 Besar Liga Eropa 2009/10)

Leg Pertama 1-1, Leg Dua 4-4 (Agregat 5-5)

Setelah imbang 1-1 pada babak pertama di Mestalla, Valencia berhasil melangkah ke perempat final setelah imbang 4-4 di markas Bremen. Valencia melenggang dengan keunggulan gol tandang. Dan, publik Mestalla pun harus berterima kasih kepada David Villa atas hattrick-nya.

"Itu adalah pertandingan tergila yang pernah saya mainkan," kata Villa. "Ada banyak peluang untuk mencetak gol, seharusnya lebih banyak lagi gol. Itu seperti ketika saya masih bermain saat masih anak-anak di sekolah."

Langkah Valencia kemudian tertahan di babak selanjutnya dari klub senegara, Atletico Madrid.

2. Fulham vs Juventus (16 Besar Liga Eropa 2009/10)

Leg Pertama 1-3, Leg Dua 4-1 (Agregat 5-4)

Di atas kertas, Juventus jelas lebih perkasa dibandingkan Fulham. Bagaimana tidak rekam jejak Juventus sebagai salah satu klub raksasa Eropa terlalu besar bagi Fulham yang kala itu diarsiteki Roy Hodgson.

Itu terbukti pada leg pertama yang berlangsung di markas Juventus di kota Turin, Italia. Juventus menekuk Fulham 3-1, 11 Maret 2010.

Kejutan itu tiba pada leg kedua. Fulham secara perkasa membalikkan keunggulan Juventus dengan skor 4-1 di London. Fulham pun melenggang ke babak selanjutnya dengan agregat 5-4.

Fulham sendiri berhasil menjadi finalis Liga Europa. Sayang di partai puncak tersebut, Fulham ditekuk Atletico Madrid pada babak tambahan dengan skor 2-1 (90 menit waktu normal bermain imbang 1-1).

3. Sevilla vs Valencia (semifinal Liga Eropa 2013/14)

Leg pertama 2-0, leg dua 3-1 (Agregat 3-3, Sevilla unggul gol tandang).

Unggul agregat 2-0 Sevilla pada leg pertama seolah akan menguap ketika Valencia berhasil unggul 3-0 pada pertandingan leg kedua hingga waktu normal berakhir. Namun, kejutan itu terjadi pada injury time babak kedua. Stephane Mbia membawa Sevilla melangkah ke final setelah mencetak gol pada menit ke empat injury time.

"Tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan malam ini," ujar gelandang Sevilla kala itu Ivan Rakitic.

Sevilla akhirnya menutup kompetisi tahun itu sebagai juara setelah mengalahkan Benfica lewat adu penalti pada 14 Mei 2014.

4. Sevilla vs Zenit St Petersburg (perempat final Liga Eropa 2014/15)

Leg pertama 2-1, Leg Dua 2-2 (agregat 4-3).

Datang sebagai juara bertahan, Sevilla justru dipersulit juara Rusia Zenit St Petersburg di babak perempat final. Unggul 2-1 pada leg pertama, di leg kedua Sevilla berhasil memastikan tiket semifinal setelah Carlos Bacca mencetak gol di menit ke-85.

Di partai final Sevilla bertemu tim Ukraina Dnipro Dnipropetrovsk yang menyingkirkan Napoli di semifinal. Akhirnya, Sevilla berhasil meraih trofi Liga Eropa keempat setelah mengalahkan Dnipro dengan skor 3-2, 27 Mei 2015.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER