Jakarta, CNN Indonesia -- Ulang tahun ke-86 PSSI pada 19 April nanti disambut dingin oleh anggota Tim Transisi, Cheppy Tripaksono Wartono.
Cheppy menilai tak ada perbedaan yang signifikan setelah lewat setahun induk sepak bola Indonesia tersebut dibekukan oleh Kemenpora, dalam upaya membentuk tata kelola sepak bola yang baik.
"Menurut saya yang paling elementer sekali adalah banyak hal-hal yang kemudian mereka tidak mau melakukan perubahan," kata Cheppy kepada para wartawan di Kemenpora (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal, Kami belum ada komunikasi dengan PSSI. Kan hari ini kami
acting-nya PSSI. Jadi sampai saat ini kami melihat bahwa spirit reformasi ini hanya
lip service."
Lebih lanjut, Cheppy menuturkan sedari dulu dirinya mengatakan reformasi sepak bola di Indonesia harus dimulai dari klub-klub. "Kalau klub-klub mau melakukan reformasi total, selesai persoalannya," katanya.
"Kalau PSSI, itu persoalan lain. PSSI itu persoalan organisasinya. Kalau masyarakatnya (klub-klub) sudah tertib, peraturan penting atau tidak? Pekerjaan pemerintah menjadi lebih mudah ketika masyarakatnya sudah tertib dan mengikuti aturan."
Jikalau mendatang Indonesia ingin benar-benar melaksanakan reformasi sepak bola nasional secara menyeluruh, Cheppy berpendapat, mentalitas orang-orang yang ada di federasi harus diganti.
"Dan, AFC Licencing serta Undang-Undang Republik Indonesia harus dipenuhi/ditaati," ucapnya.
PSSI dibekukan oleh Menpora pada 17 April 2015 lalu. Pembekuan itu pula yang menyebabkan FIFA memberikan sanksi kepada sepak bola Indonesia pada 30 Mei 2015.
Status sanksi Indonesia di tangan FIFA sendiri baru akan ditentukan pada Kongres Tahunan FIFA di Meksiko pada 12-13 Mei mendatang.
(bac)