Jakarta, CNN Indonesia -- Liga-liga di Eropa kerap menjadi kiblat sejumlah negara berkembang dalam membangun liga dan klub profesional. Model pengelolaan klub-klub dan regulasid dalam liga beberapa negara Benua Biru itu pun kerap dijadikan patokan.
Namun, fakta menunjukkan tak semua negara-negara di Eropa memiliki liga sepak bola yang sehat. Sejumlah klub profesional bahkan cenderung mengeksploitasi pemain muda. Mereka dianggap aset yang tak berdaya oleh klub sehingga tak bisa keluar meski gajinya tak dibayar-bayar.
Salah satu contoh nyatanya adalah 14 klub liga kasta kedua Rumania, Rapid Bucharest, yang mengalami pailit dan enggan membayar gaji para pemainnya. Celakanya, sebanyak 300 pemain muda terjebak di klub.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut salah satu pemain, Rhema Obed, yang mengaku belum mendapatkan gaji dari klubnya, Rapid Bucharest sejak 2013/14. Obed bahkan membeberkan, dirinya masih berutang lebih dari 50.000 euro selama tujuh bulan.
"Saya baru saja tiba untuk laga uji coba pramusim, tapi rekan-rekan setim saya mogok dan berkata baru akan main jika gaji mereka dibayar," ucap pemain kelahiran London itu, seperti dikutip
BBC Sport.
Obed hijrah dari London ke Rumania pada usia 18 tahun dan mendapat iming-iming karier menjanjikan di sana. "Untuk tiga bulan pertama, saya menunda sewa rumah, menghabiskan tabungan saya dan meminjam uang dari pacar saya," katanya.
Ia melanjutkan, keluarganya bahkan meminta agar dirinya segera pulang. "Benar-benar pengalaman memalukan bagi saya menjadi pesepak bola, tapi itulah kenyataannya," ungkapnya.
"Saya bahkan harus menumpang makan di rumah ibunya teman saya."
Obed kemudian mengajukan gugatan terhadap klubnya ke FIFA dan ia memenangkan gugatan itu pada Oktober 2014. Namun, ia ditahan di klub dan nyaris tak dimainkan. Hanya tiga kali ia dimainkan.
Kondisi itu yang membuat klub tak akan melepas pemainnya karena mengklaim utang ke pemain tersebut. Ia kini masih menunggu uang yang menjadi haknya. Sementara FIFA hanya bisa mengancam klub akan memangkas poin Rapid jika tak melunasi utang gaji terhadap pemain.
"Pemain seperti budak di sana (Rumania)," ucap pemain jebolan akademi Arsenal, seangkatam dengan Jack Wilshere, Emmanuel Frimpong, dan Francis Coquelin.
"Saya sedikit berbeda karena saya orang asing dan menurut saya tak harus menghormati regulasi di sana, meski mereka memintanya."
Obed melanjutkan, ia mendapat surat dari klub dan menyebutkan bahwa dirinya berutang kepada mereka karena ia dianggap meninggalkan mereka ketika mereka memaksanya.
"Tapi lebih parah lagi bagi pemain lokal, ini merupakan perbudakan di era modern," tegas Obed.
Di lain pihak, menurutnya, peraturan di Rumania memang menguntungkan klub sehingga mereka berlaku semena-mena kepada para pemainnya.
Hingga akhirnya Obed dan ratusan pemain lainnya yang 'terjebak utang' bisa bernapas lega saat ini. Asosiasi pesepak bola Romania (AFAN) memenangkan tuntutan di Federasi Sepak Bola Rumania.
Mulai sekarang, pemain bisa mengajukan aplikasi ke Federasi Sepak Bola Rumania untuk bebas keluar dari klub jika dalam waktu tiga bulan gajinya tak dibayarkan.
"Ini kabar bagus karena banyak sekali pemain muda yang terperangkap di klub dan sekarang mereka bisa keluar," ujar Presiden AFA, Emilian Hulubei.
Meski demikian, Hulubei mengaku tetap khawatir klub akan melakukan kecurangan meski ada perubahan aturan terkait kontrak pemainnya. "Kami berharap peraturan ini membuat pemain bisa bertahan di sepak bola. Tapi sayangnya, ada yang dipaksa menyerah untuk tak lagi merumput," ucapnya.
(bac)