Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenpora menitip beberapa pesan kepada Ketua Olimpiade Indonesia, Erick Thohir, yang akan mewakili pemerintah Indonesia dalam lawatannya ke markas FIFa di Zurich, Swiss, pada 25 April mendatang.
Deputi IV Menpora RI Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Gatot S. Dewa Broto, menjamin apa yang dibicarakan Erick di sana tidak lagi soal masa lalu sepak bola Indonesia, melainkan hal-hal yang konstruktif.
"Pesan yang ingin disampaikan pemerintah kepada Erick untuk FIFA adalah tentang bagaimana sih reformasi ke depan yang lebih baik?" kata Gatot kepada para wartawan di ruang media Kemenpora, Kamis sore (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang jelas, kami jamin tidak ada cerita konflik masa lalu, bahkan masalah La Nyalla pun tak akan disinggung."
Selain Erick, Ketua Komite
Ad-hoc Reformasi Agum Gumelar pun sebelumnya dikabarkan akan turut serta bertemu FIFA. Namun Agum tak ingin berangkat jika belum ada surat tertulis dari Kemenpora bahwa pembekuan terhadap PSSI dicabut.
Menanggapi itu, Gatot hanya berkomentar singkat. "Itu hak nya Pak Agum. Sekarang saya kira tergantung niatnya, kalau mau berangkat ya silakan," katanya.
"Kalau bahasanya Pak Jokowi, harapannya masalah PSSI bisa diselesaikan sebelum Kongres FIFA pada Mei nanti."
Agum sendiri merasa tiga kali tertipu lantaran dirinya sempat dua kali diundang bertemu dengan Presiden Jokowi beserta dengan Menpora untuk membahas permasalahan pembekuan PSSI.
Menurut Agum, dalam dua pertemuan itu sebenarnya Jokowi telah melontarkan wacana pencabutan pembekuan, namun hingga kini hal itu tak kunjung terjadi.
Kemudian, Agum kembali merasa terkecoh ketika dirinya bertemu dengan Jokowi secara pribadi dan mendapatkan penyataan akan ada pencabutan pembekuan pada April ini.
(bac)